Search This Blog

Sunday, June 26, 2016

ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai salah satu jasa perasuransian terkemuka d i kota Bengkulu  cukup memiliki andil dalam pembangunan ekonomi terutama dalam memberikan perlindungan kepada pelanggan terhadap risiko yang dihadapi baik perorangan maupun risiko yang dihadapi perusahaan (Korporasi).
Dalam upaya untuk lebih mengoptimalkan perannya dalam bisnis perasuransian terutama dalam mengahadapi kondisi perekonomian yang tidak menentu dan persaingan yang kian marak, pihak manajemen perusahaan perlu merumuskan suatu kebijakan dalam rangka mengimplementasikan konsep pemasarannya melalui berbagai pilihan seperti kombinasi produk, saluran distribusi, promosi dan kebijakan harga (pricing) agar dapat tercipta mekanisme yang baik sehingga pengelolaan pemasaran jasa asuransi diharapkan dapat disesuaikan dengan perubahan-perubahan, baik eksternal (pasar)  maupun internal (organisasi) yang pada gilirannya target penjualan jasa asuransi yang diharapkan dapat dicapai.
1
 
Menghadapi situasi tersebut, peranan tenaga pemasaran sangat dibutuhkan sebagai jalur penghubung antara perusahaan, PT. Jasindo dan pelanggan dalam memperkenalkan dan menawarkan keunggulan - keunggulan dari produk jasa asuransi yang ditawarkan dan untuk mendukung keberhasilan perusahaan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu keunggulan dalam bersaing adalah keunggulan kompetitif, karena hal ini dipandang sebagai suatu proses yang dinamis dari pada hanya sekedar suatu hasil. Penentuan keunggulan kompetitif perusahaan dan identifikasi peluang-peluang baru untuk mendapatkan keunggulan memerlukan analisis pelanggan dan pesaing yang mencakup kualitas pelayanan dan kepuasan yang diberikan oleh perusahaan.
Salah satu cara agar penjualan jasa suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepuasan konsumen asuransi.
Tingkat kepuasan konsumen terhadap jasa yang ditawarkan yang akan mereka terima dapat dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan dan menikmati jasa tersebut. Mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka  harapkan.
Tingkat kualitas pelayanan tidak hanya dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi juga harus dipandang dari sudut pandangan penilaian pelanggan. Karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan karena faktor tersebut lebih efektif peranannya dalam meningkatkan volume penjualan dan laba, ketimbang faktor promosi ataupun periklanan. Jadi dapat dimengerti jika pelayanan semakin besar fungsinya dalam keseluruhan strategi pemasaran yang ditetapkan.
Menyadari arti pentingnya pelayanan bagi konsumen sebagai salah satu usaha untuk tetap unggul dan memenangkan persaingan jangka  panjang, penulis mencoba menganalisis sebuah perusahaan yang aktivitasnya bergerak di bidang asuransi yaitu PT. Jasindo, mengingat bahwa  pada masa sekarang ini, dunia usaha asuransi sangat kompetitif yang diakibatkan mulai tumbuhnya kesadaran untuk berasuransi serta pelanggan mampu menilai baik buruknya suatu perusahaan asuransi, dengan terdapatnya berbagai produk jasa asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan.
Dalam pembahasan ini penulis memfokuskan pada salah satu jenis asuransi yakni asuransi kendaraan bermotor, mengingat bahwa jenis asuransi ini memberikan kontribusi premi yang cukup besar bagi perusahaan.
           Seiring dengan perkembangan dunia asuransi saat ini yang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat dan perjuangan untuk menciptakan bisnis yang berulang dengan pelanggan yang sudah di eksis menyebabkan  PT. Jasindo berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggannya. Dengan pelayanan yang profesional senantiasa dijiwai dengan karakter cepat, akurat, ramah dan efisien (CARE) membuat asuransi Jasindo sangat berpengalaman menangani, mengkoordinasikan, membayar, serta menyelesaikan klaim-klaim besar.
Di samping faktor - faktor tradisional yang mewarnai penilaian pelanggan     atas pelayanan yang diterimanya, juga terdapat faktor - faktor lain yang sifatnya kualitatif seperti lokasi perusahaan yang cukup strategis dan jumlah produk pilihan yang ada serta sifatnya kuantitatif dan tidak menyangkut perilaku asuransi yang terlibat langsung oleh nasabah seperti perhitungan tingkat premi yang bersaing.
             Dengan demikian setiap karyawan bertanggung jawab akan hal tersebut karena tugas yang dilakukan oleh setiap karyawan mengandung unsur pelayanan yang pada gilirannya akan mempengaruhi  mutu dari jasa asuransi yang dibeli oleh nasabah, baik mutu yang nyata maupun yang dipersepsikan.
Pelayanan seperti itulah yang dapat diharapkan akan membuat masuknya  nasabah baru dan bertahannya nasabah lama untuk tetap mempercayakan perlindungan asuransinya kepada PT. Jasindo di Bengkulu.
Salah satu produk asuransi kerugian yang mempunyai potensi pasar dan pertumbuhan cukup besar adalah asuransi kendaraan bermotor. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi Indonesia yang mulai membaik setelah terjadinya krisis ekonomi membuat daya beli masyarakat mulai meningkat, disamping itu sikap konsumerisme masyarakat Indonesia juga membuat pasar asuransi kendaraan bermotor cukup besar.
Munculnya perusahaan-perusahaan pembiayan (Leasing Company) dalam bidang pembiayaan kendaraan bermotor dan juga kredit pemilikan kendaraan bermotor dari sejumlah bank swasta dan negeri juga turut membuat pasar asuransi kendaraan bermotor di Indonesia berkembang.
PT. Jasindo, melihat peluang yang sangat lebar tersebut, tetapi disisi lain banyaknya perusahaan asuransi kerugian yang beroperasi di Indonesia membuat persaingan untuk memperebutkan premi asuransi kendaraan bermotor juga semakin meningkat.
Selain itu pelanggan juga semakin kritis terhadap kualitas pelayanan yang mereka terima dari perusahaan asuransi dalam kehidupan sehari - hari. Jika pelanggan merasa mendapatkan pelayanan yang baik, mereka akan merasa puas, tetapi jika pelayanan yang didapatnya mengecewakan maka akan mengakibatkan ketidakpuasan dan kemungkinan mereka akan menyampaikan ketidak puasan tersebut kepada orang lain yang tentunya hal ini mengakibatkan image perusahaan menjadi tidak baik dan perusahaan akan kehilangan pelanggannya.
PT. Jasindo  menyadari arti pentingnya kualitas pelayanan tersebut terhadap pelanggan asuransi kendaraan bermotor, persoalannya sekarang adalah apakah dengan adanya berbagai jenis pelayanan yang diperoleh pelanggan asuransi selama menggunakan jasa PT. Jasindo telah memberikan kepuasan tersendiri kepada  pelanggannya ?. Ini merupakan fenomena tersendiri bagi PT. Jasindo untuk memahami dan mengukur tingkat kepuasan pelanggan yang dimilikinya sebagai dasar untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaingnya serta menemukan sisi bagian mana dari  kinerja aktual yang dihasilkan oleh perusahaan yang membutuhkan peningkatan.
Hasil pengamatan penulis menunjukkan bahwa pelayanan sementara yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengukur kepuasan konsumen PT. Jasindo terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggannya adalah :
a.       Kecepatan pelayanan akan memberikan kepastian dan ketenangan pelanggan
b.      Keakurasian menjamin kepuasan pelanggan dalam memperoleh kepastian berasuransi
c.       Keramahan adalah wujud dari budaya kerja untuk memberikan  kenyamanan dan keakraban dalam kemitraan
d.      Efisiensi akan menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan yang diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan.
Pelayanan inilah yang harus lebih diperhatikan dan ditingkatkan dalam menangani kepuasan pelanggan yang memiliki persoalan dan pemikiran yang beragam dengan menekankan pada pentingnya penanganan secara adil, efisien dan ramah melalui penerapan kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, asurance dan emphaty.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis berniat untuk mengkaji dan meneliti serta membahas tema ini dengan memilih judul :          Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada PT. Jasindo di Bengkulu.

1.2 Masalah Pokok

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apakah dimensi kualitas pelayanan karyawan PT. Jasindo mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
2.      Mana di antara dimensi pelayanan (bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan dan empati) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan masalah pokok yang telah dikemukakan sebelumnya,  penelitian ini mempunyai tujuan yaitu :
a.      Untuk melihat sejauh mana kualitas pelayanan yang diterapkan oleh PT. Jasindo.
b.      Untuk mengetahui pengaruh pelayanan (bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan dan empathy) terhadap kepuasan konsumen asuransi kendaraan               bermotor.
c.      Untuk menganalisis dimensi pelayanan manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen asuransi kendaraan bermotor.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun  manfaat  yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah:
a.      Sebagai masukan bagi manajemen PT. Jasindo dalam rangka memantapkan program layanan yang maksimal kepada para konsumennya.
b.      Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi mereka yang berminat melakukan penelitian yang berkaitan dengan masalah kualitas pelayanan terhadap konsumen tertanggung asuransi kendaraan bermotor.
c.      Sebagai hasil karya yang dapat memperluas wawasan pengetahuan dalam hal studi empiris tentang kualitas pelayanan terhadap peningkatan kepuasan konsumen tertanggung asuransi kendaraan bermotor.

BAB II

 
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Pemasaran
Melalui kegiatan ekonomi, barang dan jasa mengalir dari produsen ke konsumen. Pemasaran merupakan tugas terakhir dari kegiatan ekonomi dalam memuaskan kebutuhan hidup manusia. Pemasaran memiliki aspek yang berbeda bagi setiap individu. Itulah sebabnya pemasaran dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang dan kenyataan ataupun fenomena yang ada dalam masyarakat, terutama yang berhubungan dengan perekonomian.
Assauri (2008 : 5) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.”
Berdasarkan pengertian ini, pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas dan terbatas dalam pembatasan yang tegas, terkait dengan kegiatan pemasaran yang berlaku universal.
9
 
Dharmmesta dan Handoko (2008 : 4) mengemukakan bahwa: ”Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.”


2.2  Pengertian Jasa
Selama ini pemasaran jasa, masih belum begitu diperhatikan, tapi melihat banyaknya jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli jasa tersebut, maka para produsen jasa mulai memberi perhatian khusus. Hal ini ditambah pula dengan tingkat persaingan yang mulai ketat diantara para penghasilan jasa.
Zeithaml dan Mary dalam Alma (2004 : 243) mengemukakan bahwa : “Jasa adalah sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.”
Tjiptono (2005 : 16) mengemukakan bahwa :”Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan sesuatu.”
Produksi jasa ini bisa dikaitkan dengan produk fisik ataupun tidak. Suatu perusahaan yang bergerak dalam penawaran sesuatu ke pasar biasanya melibatkan jasa pelayanan. Pelayanan di sini bisa bersifat utama ataupun sebagai pendukung.


2.3  Pengertian Asuransi dan Jenis Asuransi
Kebutuhan akan jasa perasuransian makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik menghadapi risiko yang mendasar seperti risiko kematian atau dalam menghadapi risiko atas harta benda yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai risiko yang  mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya. Tujuan asuransi ialah menggeser resiko (kemungkinan menderita kerugian) kepada orang lain atau kepada suatu badan dan pekerjaannya menanggung kerugian orang lain, karena kehilangan atau kerusakan dengan mendapatkan premi.
Maksud dengan kehilangan dalam asuransi ialah apabila barang yang diasuransikan itu hilang (punah) sama sekali harganya, sedangkan yang dimaksud dengan kerusakan yaitu kalau keadaan barang tanggungan keadaannya (mutu dan kualitasnya) turun.
Menurut undang-undang tentang usaha perasuransian No. 2/1992, dalam Darmawi (2000 : 4) mengemukakan bahwa :
”Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

Asuransi seperti telah diuraikan di atas bermacam-macam jenis usahanya, diantaranya yang terpenting menurut Alma (2004 : 333) yaitu:
”1. Asuransi kebakaran
  2. Asuransi pengangkutan
  3. Asuransi jiwa
  4. Asuransi kredit
  5. Asuransi kecurian
  6. Asuransi Perusahaan
  7. Asuransi mobil
  8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hukum
  9. Asuransi tenaga kerja (Astek).”


2.4  Pengertian Pelayanan
Pada perusahaan jasa, pelayanan yang diberikan adalah ”produk”nya, oleh karena itu kegiatan merancang palayanan lebih abstrak (kabur) dibandingkan dengan kegiatan merancang produk. Yamit (2002 : 95) mengemukakan bahwa : ”Pelayanan bukanlah sesuatu yang dapat diraba, selain itu pelayanan tidak dapat disimpan dan ditambahkan untuk memberikan pelayanan di masa yang akan datang.” Meskipun demikian, perusahaan jasa bisanya lebih fleksibel dan dapat lebih mudah mengubah kegiatan. Jika perusahaan jasa mengubah kegiatan, maka ruang kantornya lebih mudah untuk disesuaikan dengan kegiatan baru tersebut. Dengan kata lain, mengubah pelayanan lebih mudah bagi perusahaan jasa dibandingkan dengan pabrik dalam mengubah produk.
Menurut Aritonang (2005 : 26) mengemukakan bahwa : ”Pelayanan adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan secara akurat, andal dapat dipercaya, bertanggungjawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memberikan janjinya.”
Menurut Barata (2004 : 9) bahwa suatu pelayanan akan terbentuk karena adanya proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak yang dilayani.
Salah satu cara agar penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima dapat dibentuk berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati jasa tersebut mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka harapkan.

2.5  Dimensi Kualitas Pelayanan
Irawan (2005 : 58) mengemukakan bahwa ada 5 dimensi kualitas pelayanan yaitu : Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. Kelima dimensi kualitas pelayanan dapat diuraikan satu persatu sebagai berikut :
1.      Bukti Fisik (Tangible)
Bukti fisik adalah merupakan suatu service yang bisa dilihat, bisa dicium dan bisa dirabah, maka aspek tangible menjadi penting sebagai ukuran terhadap pelayanan. Pelanggan akan menggunakan indra penglihatan untuk menilai suatu kualitas pelayanan.
Tangible yang baik akan mempengaruhi persepsi pelanggan. Pada saat yang bersamaan aspek tangible ini juga merupakan salah satu sumber yang mempengaruhi harapan pelanggan. Karena tangible yang baik, maka harapan reponden menjadi lebih tinggi.
2.      Kehandalan (Reliability)
Reliability yaitu dimensi yang mengukur kehandalan dari perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Dibandingkan dengan 4 dimensi kualitas pelayanan lainnya, yaitu responsiveness, assurance, emphaty dan tangible, dimensi ini sering dipersepsikan paling penting bagi pelanggan dari berbagai industri jasa. Ada dua aspek dari dimensi ini. Pertama adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan. Kedua adalah seberapa jauh suatu perusahaan mampu memberikan pelayanan yang akurat atau tidak ada error.
Sebuah bank dikatakan tidak ”reliable” kalau petugas tellernya melakukan kesalahan dalam mentransfer jumlah uang yang diminta konsumen. Konsumen meminta untuk mentransfer sebesar 1 juta, tetapi karena kesalahan dari petugas teller, maka jumlah yang ditransfer adalah sebesar Rp.500.000,00,- saja. Konsumen mengeluh karena kartu ATM yang dijanjikan selama 1 minggu ternyata tidak kunjung tiba.
3.      Tanggapan (Responsiveness)
Responsiveness adalah dimensi kualitas pelayanan yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderungan naik dari waktu ke waktu. Sebagai contoh adalah hasil survei yang dilakukan oleh Frontier selama 5 tahun terakhir ini dalam industri perbankan. Lima tahun yang lalu, 90% dari konsumen di Jakarta akan puas apabila waktu menunggu di cabang suatu bank sebelum melakukan transaksi adalah antara 10 – 15 menit. Pada tahun ini, 90% dari konsumen di Jakarta mengharapkan agar lama menunggu adalah sekitar 3 – 5 menit.


4.      Jaminan (Assurance)
Assurance yaitu dimensi kualitas yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dan perilaku front-line staf dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Berdasarkan banyak riset yang dilakukan, ada 4 aspek dari dimensi ini, yaitu keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. Rasa aman juga sangat penting dalam dunia perbankan. Berapa banyak orang yang mengeluh terhadap keamanan dalam menggunakan ATM? cukup banyak. Mereka merasa bahwa jumlah uang yang diambil dari bank belum tentu sama dengan yang akan didebet nantinya. Oleh karena itu, bank perlu menjelaskan berulang-ulang kepada konsumennya, bahwa transaksi melalui ATM adalah aman.
Rasa aman sangat penting bagi mereka yang memiliki kartu kredit. Dengan banyaknya fraud dalam industri ini, rasa aman bisa terkikis. Bagi bank penerbit kartu kredit, tak ada cara lain. Mereka harus meningkatkan sistem keamanan kartu kreditnya. Ini belum selesai. Mereka harus mengkomunikasikan kepada pemegang kartu kredit bahwa keamanan kartu kredit mereka terjamin.
5.      Empati (Empathy)
Empati adalah dimensi kelima dari kualitas pelayanan. Secara umum, dimensi ini memegang dipersepsi kurang penting dibandingkan dimensi reliability dan responsiveness di mata kebanyakan pelanggan. Studi yang sudah dilakukan Frontier selama beberapa tahun terakhir untuk berbagai industri, mengkonfirmasikan hal ini. Akan tetapi, untuk kelompok pelanggan ”the haves” dimensi ini bisa menjadi dimensi yang paling penting.
2.6  Pengertian Kepuasan Konsumen
Pentingnya kepuasan konsumen berkaitan dengan persaingan yang makin ketat, serta tingkat kerugian dan keuntungan perusahaan. Khusus alasan yang terakhir, keuntungan, memang tidak selalu ditentukan oleh faktor kepuasan konsumen, tetapi juga oleh kepercayaan dan kesetiaan konsumen terhadap suatu produk dan perusahaan. Bebarapa faktor itu jelas saling mempengaruhi karena di tengah ketatnya persaingan, kesetiaan konsumen menjadi hal yang sangat sulit dipertahankan.
Tjiptono (2005 : 349) mengemukakan bahwa : ”Kepuasan konsumen adalah tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.”
Sumarwan (2003 : 322) mengemukakan bahwa : ” Kepuasan dan ketidak puasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut.”

2.6    Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan pedoman bagi penulis untuk penelitian skripsi selanjutnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Irfandi (2009) dengan judul : Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada                       PT. Perkasa Jaya Motor di Kota Bengkulu.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara dimensi kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan konsumen, mempunyai hubungan yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik dimensi kualitas pelayanan yang meliputi : tangible, reliability, responsiveness, assurance dan empaty  maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen pada PT. Perkasa Jaya Motor di Kota Bengkulu.  Dari hasil analisis regresi, uji parsial dan uji simultan menunjukkan bahwa dimensi responsiveness mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap kepuasan konsumen pada PT. Perkasa Jaya Motor di Kota Bengkulu.  Berdasarkan hasil analisis uji t dari kelima dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen, ternyata dari kelima dimensi kualitas pelayanan dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen sebab nilai thitung dari masing-masing variabel lebih besar dari t tabel. Hasil uji simultan dari kelima dimensi kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah, nampak bahwa                                   F hitung > F tabel dan disamping itu nilai P value < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa kelima dimensi kualitas pelayanan terdapat hubungan yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
Penelitian selanjutnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Erni Angelina Oei (2010) dengan judul : Analisis Pengaruh Kualitas Jasa terhadap Kepuasan Pelanggan pada Hotel Delta di Bengkulu.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa dari hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa nilai sig < 0,05. Hal ini berarti bahwa kelima dimensi kualitas jasa tersebut (bukti fisik, kehandalan, tanggapan, jaminan dan empati) berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil analisis mengenai kelima dimensi kualitas pelayanan maka variabel yang dominan mempengaruhi kepuasan pelanggan kamar adalah kehandalan (reliability). Hal ini nampak pada nilai sig reliabilitas yang paling kecil yakni sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa semakin kecil nilai p value maka makin besar pengaruhnya terhadap kepuasan pelanggan.

2.7 Kerangka Pikir
Suatu perusahaan asuransi yang ingin tetap survive, tumbuh dan berkembang serta mampu bersaing secara kompetitif, harus dapat menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas serta dapat memberikan kepuasan kepada konsusmennya. Hal tersebut berlaku pula pada PT. Jasindo, dalam upaya lebih kompetitif dalam persaingan senantiasa berupaya untuk menyampaikan secara kontinyu dan konsisten kualitas pelayanan yang lebih optimal melalui salah satu produk andalannya yakni asuransi kendaraan bermotor.
Untuk lebih jelasnya, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada bagan berikut ini :

SKEMA 1. KERANGKA PIKIR



 
Dimensi Kualitas Pelayanan





















 










2.8 Hipotesis
Berdasarkan pada permasalahan yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai jawaban sementara, yaitu:
1.      Diduga bahwa dimensi kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kepuasan konsumen pada PT. Jasindo.
2.      Diduga bahwa dimensi layanan yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen adalah kehandalan (reliability).


 
BAB  III
METODE PENELTIAN
3.1 Daerah dan Waktu Penelitian
Dalam penulisan ini, penulis menentukan satu obyek penelitian yaitu pada salah satu perusahaan asuransi kerugian yang terdapat di kota Bengkulu yaitu di  JL. Mayor Jenderal Sutoyo, No. 10, Tanah Patah, Bengkulu Adapun waktu yang dimanfaatkan untuk melakukan penelitian  dan mengumpulkan sejumlah  data yang diperlukan adalah kurang dua bulan.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan asuransi Kendaraan Bermotor pada PT. Jasindo, jumlah pelanggan asuransi kendaraan bermotor adalah 2.057 pelanggan, pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode sample acak (random sampling) dengan menggunakan rumus Slovin (Umar 2003, hal. 78 ) yaitu :
               N
n =                     ............................................................................... (1)
         1 + N.e2
dimana :    n    =    Ukuran Sampel
                  N   =    Ukuran Populasi
                  e    =    Prosentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam   
30
 
                              pengambilan sampel.
Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah :
                                   2.057
n =                  
           1 + 2.057 (10 % )2

              2.057
n =                         = 95,36 = 95 responden  
              21,57

3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh informasi/data yang diperlukan, maka digunakan satu metode penelitian yang merupakan penunjang dalam analisis pembahasan yaitu :
a.    Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan dokumentasi-dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan obyek penelitian yang akan diteliti.
b.    Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada PT. Jasindo dalam proses kegiatan pengolahan data.
c.    Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan untuk diisi oleh para responden dan diminta untuk memberikan pendapat atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan.

3.4 Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang akan dianalisis dan digunakan dalam pembahasan skripsi ini berupa:
a.      Jenis Data
Adapun jenis data yang akan dianalisa dan digunakan dalam pembahasan ini adalah:
1)     Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam angka yakni aspek pemasaran jasa asuransi dan data lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
2)     Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yakni diperoleh dari informasi responden yang ada, jumlah nasabah, serta data lainnya yang menunjang pembahasan ini.
b.      Sumber Data
Sedangkan data yang berhasil dikumpulkan bersumber dari data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui survei (kuesioner).
3.5 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ada dan menjawab hipotesis yang telah dikemukakan adalah sebagai berikut:
a.      Metode deskriptif yakni untuk melihat sejauh mana pengaruh dimensi                     kualitas pelayanan karyawan PT. Jasindo, terhadap kepuasan konsumen dengan mengklasifikasikan jawaban responden ke dalam lima kategori yaitu (a) sangat tidak setuju, (b) tidak setuju, (c) cukup setuju (d) setuju dan (e) sangat tidak setuju. Nilai kecenderungan positif (memberikan kepuasan pada konsumen) apabila alternatif jawaban baik dan cukup baik, sedangkan bernilai negatif (tidak memberikan kepuasan pada konsumen) apabila jawaban kurang baik dan tidak baik.
b.      Metode statistik deskriptif, dengan bantuan sistem komputerisasi (Program Komputer SPSS versi 12) dengan menggunakan rumus yaitu:
1)      Analisis regresi berganda antara tanggapan positif atas dimensi kualitas layanan terhadap kepuasan konsumen asuransi kendaraan bermotor,                   dengan rumus dikemukakan oleh Sugiyono (2009 : 224) yaitu :
            Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 …………………………… (2)
            Di mana:
            Y  = Kepuasan konsumen
            b0, b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien regresi
X1 = Tanggapan positif atas bukti langsung (tangible)
X2 = Tanggapan positif atas kehandalan (reliability)
X3 = Tanggapan positif atas tanggapan (responsiveness)
X4 = Tanggapan positif atas jaminan (assurance)
X5 = Tanggapan positif atas empati (emphaty)
2)      Uji t digunakan untuk membuktikan apakah terdapat pengaruh antara bukti langsung (tangible) (X1), kehandalan (reliability) (X2), tanggapan (responsiveness) (X3), jaminan (assurance) (X4) dan empati (emphaty) (X5) terhadap kepuasan konsumen (Y)
3)      Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama bukti langsung (tangible) (X1), kehandalan (reliability) (X2), tanggapan (responsiveness) (X3), jaminan (assurance) (X4) dan empati (emphaty) (X5) terhadap kepuasan konsumen (Y).


ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

No comments:

Post a Comment