Search This Blog

Sunday, June 26, 2016

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KEBAB TURKI BABA RAFI



BAB  I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang Masalah
      Perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta dapat memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan  pesaing dimana untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan sebelum produk. Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan.
      Kegiatan – kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian komunikasi, distribusi, penetapan harga dan pelayanan merupakan inti kegiatan pemasaran. Fungsi pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa sejak dari produsen sampai konsumen akhir.
      Dalam perkembangannya saat ini kebutuhan makanan dengan berbagai bentuk dan rasa telah dijadikan sebagai sarana usaha untuk mencari penghasilan. Oleh karena itu, berbagai jenis bentuk dan rasa makanan telah banyak ditawarkan oleh para pelaku ekonomi yang bergerak dalam industri makanan dan minuman.
      Kebab Turki Baba Rafi mencoba ikut ambil bagian dalam bisnis makanan ini. Menu utama dari outlet ini adalah kebab.Kebab merupakan makanan khas Timur Tengah dengan komposisi daging sapi panggang yang lezat, sayuran segar, dan saus mayonnaise istimewa yang diracik secara khusus dalam gulungan tortila. Kebab Turki ini diaplikasikan di Indonesia dengan bahan baku yang sama dan rasa yang tidak jauh berbeda dari aslinya. Untuk pengelolaannya daging dengan ukuran besar diasap, baru dipotong, dan diiris tipis – tipis dengan begitu aroma asap membuat daging terasa nikmat. Sedangkan untuk bumbu dan saos dibuat sedikit manis yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
      Makanan Kebab sangat digemari di Timur Tengah, yang juga populer di Eropa serta di Negara lain. Bahkan di Indonesia diminati sebagai makanan yang menarik, unik, dan lezat. Harga yang terjangkau semua kalangan mulai dari             Rp. 6.500/ bungkus sampai dengan Rp. 9.000/ bungkus ditambah lagi dengan kemasan yang menarik serta kekhasannya yang bernuansa Timur Tengah mengingatkan konsumen akan suasana makanan saat ibadah haji di Mekkah.
      Menu yang ditawarkan Kebab Turki Baba Rafi pun terus bertambah. Kini ada 9 macam varian, semuanya dikemas seperti makanan ala franchise. Outlet-nya pun memiliki banyak Style, mulai dari yang berkarakter outdoor sampai yang berkarakter indoor.
      Sejak 2004 lalu, Baba rafi telah menggunakan sistem  franchise ( waralaba ) dalam mengoperasikan Kebab Turki – nya. Di usianya yang baru tiga tahun, outlet ini bisa berkembang begitu cepat. Sampai bulan Juli 2007 Kebab Turki Baba Rafi telah beroperasi lebih memiliki  152 cabang franchise yang terletak di 31 kota besar yang berada di Pulau Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Bali. Tersebar di beberapa kota di Indonesia. Mulai Surabaya, Yogyakarta, Gresik, Jember, Banjarmasin, Pekan Baru, Sukabumi, Tasikmalaya, Jakarta, Bekasi, Bogor, Malang, Probolinggo, Sidoarjo, Medan, Bali, Makasar, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Cilacap, Solo, Kudus, Cimahi, Pasuruan, Kediri, Lampung, Semarang, Batam, Padang, dan Bandung.
       Kebab Turki Baba Rafi yang saat ini terus berusaha untuk meningkatkan penjualannya. Adanya perilaku konsumen ikut menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan prodak untuk memenuhi kebutuhan. Lamb, Hair         ( 2001, hal. 188 ) perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadiaan dan konsep diri serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
      Konsumen yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor yang berkaitan dengan produk yang ditawarkan seperti harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai faktor pendukung lain sebelum memilih atau mengambil keputusan dan mencari alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam mengkonsumsi suatu produk. Hal tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan dalam hal memuaskan kebutuhan konsumen dapat tercapai sesuai dengan konsep pemasaran bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan.
      Faktor yang akan menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan memperoleh keuntungan atau tidak adalah banyak sedikitnya yang akan diterima konsumen dari produk yang ditawarkan. Daromi,S dan Sri Hardjanti Santosa                  ( 1992, hal. 19 ) adapun prodak dapat dirumuskan sebagai sekumpulan atribut berwujud ataupun tidak, yang didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestis serta pelayanan yang mungkin diterima oleh pembeli, sebagai suatu yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dengan demikian atribut produk sangatlah penting untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam pembelian sebuah produk, sebab untuk melakukan pembelian pembelian konsumen akan bereaksi terhadap produk dengan segala atribut yang melekat didalamnya. Pada garis besarnya perusahaan harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk yang dihasilkan diantara tentang harga yang terjangkau, kualitas yang baik, pelayanan yang memuaskan serta rasa yang dapat memenuhi selera konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen dalam memilih produk, pemasaran dapat memahami dengan sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen, latar belakang konsumen, alasan melakukan pembelian produk, serta dalam kondisi bagaimana barang dan jasa dibeli, dimana dengan mengetahui adanya peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh produk perusahaan maka perusahaan dapat memenuhi selera konsumen yang berati kepuasan bagi konsumen.
      Kotler ( 1987, hal. 18 ) seperti diketahui perusahaan hidup dan berkembang dalam suatu lingkungan yang mengitarinya, sehingga faktor lingkungan perlu mendapat perhatian dalam pembuatan keputusan dibidang pemasaran.    
      Kotler dan Amstrong  ( 1992 ).Didalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian sebuah produk, konsumen biasanya melalui tahap – tahap yaitu : pengendalian kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi, alternatif, keputusan pembelian dan perilaku purna jual. Berdasarkan uraian tersebut diatas mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang bagaimana perilaku konsumen terhadap atribut produk sehingga konsumen memutuskan untuk melakukan pembelian.

1.2 Rumusan Masalah
      Perumusan masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah :
  1. Apakah atribut produk mempunyai pengaruh terhadap perilaku membeli para konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
  2. Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
  3. Seberapa besar pengaruh kontribusi masing – masing atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
  4. Atribut produk apakah yang paling dominan besar mempengaruhi konsumen terhadap perilaku membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?

1.3 Batasan Masalah
      Untuk lebih memfokuskan pembahasan dan kejelasan data yang akan dibahas dan dikumpulkan, maka penulis menggunakan batasan – batasan masalah sebagai berikut:
  1. Penelitian ditunjukan kepada konsumen yang telah membeli Kebab Turki Baba Rafi.
  2. Atribut produk yang digunakan dalam penelitian ini meliputi  :
a.  Harga
      Harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam rupiah atau sejumlah pengorbanan berupa uang yang dapat diartikan sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen.
b.      Rasa atau aroma
      Rasa atau aroma adalah suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat dinikmati oleh konsumen dan memberikan diri tersendiri dari suatu prodak.
c.   Kemasan
      Kemasan adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.
d.   Pelayanan
      Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
e.   Ukuran
      Ukuran produk adalah suatu varian bentuk dengan berbagai macam ukuran yang dapat menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.

1.4 Tujuan Penelitian
      Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah  :
1.      Untuk mengetahui atribut produk terhadap perilaku membeli di Kebab Turki Baba Rafi.
2.      Untuk mengetahui seberapa besar total pengaruh atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen di Kebab Turki Baba Rafi.
3.      Untuk mengetahui atribut produk yang paling dominan mempengaruhi konsumen terhadap perilaku membeli di Kebab Turki Baba Rafi.
4.      Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kontribusi masing – masing atribut terhadap perilaku membeli konsumen di Kebab Turki Baba Rafi.

1.5 Manfaat Penelitian
1.  Bagi penulis
      Penelitian merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan teori kasusnya di bidang pemasaran ke dalam dunia praktek yang sesungguhnya serta untuk mengembangkan pemikiran mengenai perilaku konsumen terhadap pembelian suatu produk.
2.  Bagi perusahaan
      Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui variabel – variabel mana yang belum sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk melakukan pengembangan  produk.

  1. Bagi pihak lain
      Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan bidang pemasaran.









BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
      Penelitian tentang Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian T – Shirt “In Tee – Shirt” Di Yogyakarta yang dilakukan oleh Ika Puji Lestari ( 00311308 ) pada tahun 2004 dengan variabel penelitian meliputi harga, kualitas, model atau desain dan warna yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian t – shirt “In Tee – Shirt”. Dapat dibuktikan dengan hasil uji t pada masing – masing variabel yang mempunyai nilai thitung yang lebih besar dari nilai ttabel. Kualitas mempunyai pengaruh tentang dominan sebesar 0,179, harga 0,133, warna 0,067 dan model atau desain 0,044.
      Novita Dewi Arini ( 00311328 ) pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Gudeg Di Rumah Makan Bu Tjitro Yogyakarta dimana variabel yang diteliti meliputi atribut harga, image atau citra, rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi masing – masing atribut produk adalah positif sebesar 0,115 ( harga ), 0,337 ( image atau citra ), 0,122 ( rasa atau aroma ) dan 0,291             ( pelayanan ), sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif dari variabel harga, image atau citra, rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta dapat diterima.
      Tahun 2003, Wirawan Adhi Prabowo ( 99311385 ) juga mengadakan penelitian tentang Analisis Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk Getuk Trio, Magelang dengan variabel penelitian meliputi harga, rasa, kemasan dan daya tahan. Berdasarkan Uji Chi Square untuk  :
-  Jenis kelamin x2 hitung 0,620 dan x2 tabel 12,59.
-  Usia x2 hitung 6,88 dan x2 tabel 28,9.
-  Tingkat pendidikan x2 hitung 1,291 dan x2 tabel21,0.
-  Jenis pekerjaan x2  hitung 3,942 dan x2 tabel 36,4.
-  Penghasilan x2 hitung 9,695 dan x2 tabel 36,4.
Maka Ho diterima yang berati tidak ada perbedaan sikap konsumen berdasarkan karakteristik terhadap penelitian atribut harga, rasa, kemasan dan daya tahan. Berdasarkan data primer yang telah diolah dengan menggunakan metode Analisis Fisbeint’s atribut produk berupa rasa memperoleh nilai Ao terbesar, yaitu 13,53. hal tersebut menunjukan atribut produk berupa rasa mampu memberikan kepuasan tertinggi kepada para konsumen produk Getuk TRIO.
2.2 Landasan Teori
2.2.1   Konsep Pemasaran
      Basu swasta ( 1984, hal. 6 ) konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen ( consumer oriented ).
       Basu Swasta dan T. Hani handoko ( 1982, hal. 5 ) tiga unsur pokok dalam konsep pemasaran, adalah :
1.      Orientasi pada konsumen
      Perusahaan yang ingin melaksanakan konsep orientasi konsumen harus  :
a.  Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan    dipenuhi.
b.  Memilih   sekelompok    tertentu    sebagai   sasaran    penjualan,     karena perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi semua kebutuhan pokok konsumen.
c.  Menentukan    produk    dan     program     pemasarannya    sesuai   dengan  kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran bagi perusahaan.
d.  Mengadakan  penelitian  pada  konsumen   untuk  mengukur,  menilai  dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
e.  Menentukan  strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik.
2.      Penyusunan kegiatan pemasaran secara Intergral                                            (Intergral Marketing ).
      Pengintegrasian kegiatan pemasaran berati bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir
3.      Kepuasan konsumen ( Consumer Satisfaction )
      Faktor yang menentukan perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba. Ini berarti bahwa perusahaan harus berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang optimal. Perkembangan masyarakat dan teknologi telah menyebabkan perkembangan konsep pemasaran. Perusahaan tidak lagi berorientasi kepada konsumen saja, tetapi juga harus berorientasi kepada masyarakat.
2.2.2        Perilaku Konsumen
      Dengan adanya suatu analisa perilaku konsumen, manajer akan mengetahui dan akan mempunyai pandangan yang lebih luas alasan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, kemudian perusahaan dapat membuat, mengembangkan dan memperbarui produk dan jasa yang ditawarkan kepada konsumen, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa secara lebih baik.
      Basu Swasta dan T. Hani Handoko, (  1982, hal. 9 ) pengertian dari perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai berikut  :
      “Perilaku konsumen adalah kegiatan – kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan  dan mempergunakan barang – barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan – kegiatan tersebut”.
      Dari definisi tersebut diatas, perilaku konsumen mengandung dua elemen penting yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa.
      Perilaku konsumen tidak hanya mengamati  kegiatan – kegiatan yang tampak jelas dan mudah diamati saja yang merupakan suatu bagian dari proses pengambilan keputusan, melainkan hendaknya juga menyangkut pada                         kegiatan – kegiatan yang sulit dan tidak dapat diamati yang selalu menyertai pembelian. Jadi analisa perilaku konsumen harus menganalisa kegiatan – kegiatan yang jelas terlihat dari proses – proses yang sulit diamati dan berati selain mempelajari apa yang dibeli konsumen juga mempelajari dimana konsumen membeli, bagaimana cara membelinya, serta dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut di beli.
      Perusahaan sebagai komponen utama dalam menciptakan prodak harus betul – betul memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan terhadap ciri produk, harga dan sebagainya agar mempunyai keuntungan yang besar melebihi pesaing – pesaingnya. Karena itu perusahaan menanamkan banyak uapaya dalam meneliti hubungan antara rangsangan pemasaran dan tanggapan konsumen.
      Philip Kotler, ( hal. 162 ). Gambar dibawah ini menjelaskan hal tersebut.

Model Menyeluruh Dari Perilaku Pembelian
Tanggapan pembeli
 
      Gambar ini memperlihatkan rangsangan – rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya yang memasuki “kotak hitam” konsumen dan menghasilkan tanggapan – tanggapan tertentu. Tugas pemasaran adalah untuk memahami apa yang ada dalam “kotak hitam” pembeli itu.


      Model Stimulus Organism Response ( SOR )
Diatas, dalam bidang pemasaran dapat lebih diperjelas sebagai berikut :                                    
          Sumber  : Philip Kotler

2.2.3   Produk
      Kotler, ( 1996, hal. 27 ) mendefenisikan bahwa “produk adalah suatu sifat yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan”.
      Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ), kegiatan  ( acting ), orang  ( person ), tempat ( place ), organisasi dan gagasan dimana suatu prodak akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
            Definisi lain tentang produk menurut Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, ( 1993, hal. 194 ) dalam bukunya “Pengantar Bisnis Modern”, yaitu “Suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.
      Dari definisi tentang produk diatas pada dasarnya semua pendapat memberi suatu makna yaitu “Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, baik yang dapat diraba atau nyata maupun tidak dapat diraba atau jasa atau layanan.
      Moch. Nurudin ( Jurnal berjudul “Aspek – Aspek Keberhasilan Manajemen Mutu Produk ) mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat bagi konsumen, oleh karena itu mutu atau kualitas produk sangat penting untuk diperhatikan oleh perusahaan atau produsen dalam rangka memenuhi satisfaction customer. Adapun usaha untuk memberikan mutu yang tinggi melalui penetapan Kebijakan Mutu, Manajemen Mutu, Pengendalian Mutu dan Jaminan Mutu yang mana usaha tersebut tercakup dalam prosedur Sertifikasi ISO Seri 9000. Tentunya keberhasilan manajemen mutu didukung oleh integrasi kegiatan dari aspek – aspek mutu yang saling berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan pemenuhan kepuasan bagi konsumen. Kata Kunci  : Mutu, ISO, Satisfaction Customer.
      Menurut Sofyan Assauri, semua pembahasan, pengertian dan lingkup yang terkandung dari suatu produk di mulai dengan konsep produk tersebut. Dalam konsep produk perlu dipahami tentang wujud dari itu sendiri.
      Wujud produk adalah ciri – ciri atau sifat- sifat produk yang dilihat oleh konsumen dan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Penekanan wujud fisik produk adalah termasuk fungsi dari produk tersebut disamping desain, warna, ukuran dan pengepakannya. Dari wujud produk fisik inilah konsumen atau pembeli dapat membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya.
      Menurut Sofyan Assouri, ( 1989, hal. 183 ) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Dasar”, konsep dan strategi menyatakan, “Wujud fisik suatu produk sangat penting perannya dalam pemasaran maka perlu diusahakan agar produk tersebut mempunyai bentuk, warna dan penampilan yang menarik dengan ukuran yang tepat.”

2.3  Model Atau Kerangka Penelitian
      Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis atribut produk. yang mempengaruhi konsumen untuk berminat membeli produkkebab Turki Baba Rafi. Orang melakukan transaksi menunjang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
      Untuk menjelaskan jalan pemikiran  ini adalah kerangka pemikiran yang disusun  dibawah ini.



Bagan Kerangka Pemikiran


 






2.4   Hipotesis Penelitian
            Dari permasalahan yang ada, dapat diambil suatu hipotesis sebagai berikut  :
1.        Atribut produk diduga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku konsumen membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi.
2.            Masing – masing atribut produk memiliki pengaruh kontribusi yang berbeda dalam keputusan beli konsumen.








BAB  III
METODE  PENELITIAN


3.1     Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1   Sejarah dan Latar Belakang PT. Baba Rafi Indonesia
      Kebab Turki Baba Rafi merupakan salah satu anak perusahaan Baba Rafi Indonesia dengan founder Bapak Hendy Soetiono. Kantor pusat Kebab Turki Baba Rafi beralamatkan di jalan Semolawu Elok I / 17. Berdiri tiga tahun yang lalu tepatnya 9 September 2003 di kota Surabaya. Waktu itu rombongnya masih bernama Yummi Burger yang berjumlah empat outlet. Yummi  sendiri diambil dari bahasa Inggris yang artinya enak. Jadi, maksudnya burger yang dijual itu enak rasanya. Dua outlet lainnya bernama Kebab Turki Baba Rafi yang menyediakan makanan khas Turki, kebab bercita rasa tradisional. Karena penjualan kebabnya laris manis akhirnya semua outletnya berganti nama menjadi Kebab Turki Baba Rafi. Nama  Baba Rafi diadopsi dari anak pertamanya yang bernama Rafi. Baba Rafi berarti ayahnya Rafi.
      Untuk memperbaiki tingkat manajemen agar go public, perusahaan juga menjalin kerja sama dengan lembaga – lembaga bisnis seperti :
1.                        The Bridge ( sebagai konsultan franchise dan bisnis )
2.                        Universal InfoXcomindo ( sebagai Management System Development )
3.                        Chimera  ( sebagai Management Marketing System )
4.                        Unique Go Public Management  ( sebagai Management System Development ).
      Dalam kurun waktu pengembangan tiga tahun terbukti perusahaan ini tumbuh pesat dengan adanya  152 ( seratus lima puluh dua ) cabang franchise (  sampai bulan Juli 2007 ) yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Mulai Surabaya, Yogyakarta, Gresik, Jember, Banjarmasin, Pekan Baru, Sukabumi, Tasikmalaya, Jakarta, Bekasi, Bogor, Malang, Probolinggo, Sidoarjo, Medan, Bali, Makasar, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Cilacap, Solo, Kudus, Cimahi, Pasuruan, Kediri, Lampung, Semarang, Batam, Padang, dan Bandung.
    Melihat animo masyarakat yang cukup bagus terhadap makanan khas Timur Tengah, perusahaan menambah outlet baru dengan model outlet indoor di pusat perbelanjaan modern, seperti  :  di Mall SKA Pekanbaru, GIANT Suncity Mall Sidoarjo. Untuk konsep outlet indoor, akan ditambah beberapa menu baru seperti kebab ayam, kebab kambing, dan kebab mix ( terdiri dari daging ayam, daging kambing dan daging sapi ). Dengan adanya penambahan menu baru ini, perusahaan berharap agar omzet yang diperoleh bisa bertambah sebagai ganti untuk membayar sewa tempat dan biaya operasional yang tentunya lebih besar dari konsep outlet outdoor.

3.1.2   Kegiatan dan Platform Perusahaan
      Kegiatan dari Baba Rafi Indonesia adalah mengembangkan bisnis yang sudah ada yaitu melalui sistem waralaba ( franchise ) dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan.
      Platform dari Baba Rafi Inonesia adalah dengan adanya licence penjualan kebab, perusahaan berusaha menjadikan Kebab Turki Baba Rafi sebagai pelopor franchise dari kota Surabaya yang sudah tersebar di hampir seluruh nusantara

3.1.3   Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar Struktur Organisasi
Keterangan Tugas  :
HRD Manager  :
1.                  Melakukan perekrutan karyawan
2.                  Melakukan training karyawan
3.                  Melakukan penilaian harian karyawan
4.                  Housing karyawan
5.                  Mengurus masalah pemecatan
6.                  Pemberian reward
7.                  Grade  karyawan
8.                  Improvement karyawan
9.                  IT handling

Finance Manager  :
1.            Menyusun laporan keuangan dari marketing
2.            Menyusun laporan keuangan dari franchise fee
3.            Menyusun laporan keuangan dari hasil penjualan bahan baku dan distribusinya.
4.            Mengalokasikan keuangan untuk keperluan promosi dan stok bahan baku serta kelengkapan sarana kebab
5.            Membuat grafik bulanan laporan keuangan

Quality Assurance Manager  :
1.            Mengaudit system management pusat setiap satu minggu sekali
2.            Mengaudit system master franchise ( setahun dua kali )
3.            Mengaudit outlet pusat ( dua minggu sekali )
4.            Menjaring pendapat pelanggan
5.            Melakukan standarisasi rasa dan kualitas produk
6.            Mengontrol bahan baku harian
7.            Mengaudit setiap proses operasional





Daily Service Manager  :
1.            Melayani penjualan harian dari franchise
2.            Menyediakan stok gudang
3.            Mendistribusikan bahan baku
4.            Mempersiapkan stok outlet mandiri
5.            Melakukan program promosi local ( contoh : voucher )
6.            Mempersiapkan sarana bisnis kebab ( contoh : rombong )

3.2     Variabel Penelitian
      Variabel penelitian ini dikemukakan dalam rangka membantu menjelaskan pokok subyek dan batasan pengertian untuk variabel – variabel tersebut.
      Variabel ( atribut ) yang digunakan  :
1.  Variabel Independen ( X )
      Kualitas pelayanan ( X ) yaitu keseluruhan sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan para konsumen.
      Variabel independen dalam penelitian ini meliputi  :
1.  Harga.
2.  Rasa atau Aroma.
3.  Kemasan.
4.  Pelayanan.
5.  Ukuran

2.  Variabel Dependen  ( Y )
      Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku membeli konsumen dalam membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi.

3.3     Definisi Operasional Variabel
      Untuk menyatakan pengertian tentang variabel yang diukur. Maka dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen dalam membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi, yaitu:
a.  Harga
      Harga adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam rupiah atau sejumlah pengorbanan berupa uang yang dapat diartikan sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen.
b.  Rasa atau aroma
      Rasa atau aroma adalah suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat dinikmati oleh konsumen dan memberikan diri tersendiri dari suatu produk.
c.   Kemasan
      Kemasan adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.
d.   Pelayanan
      Pelayanan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
e.   Ukuran
      Ukuran produk adalah  suatu varian bentuk dengan berbagai macam ukuran  yang dapat  menyesuaikan antara kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.
f.    Perilaku membeli
      Perilaku membeli adalah merupakan suatu tindakan yang terbentuk dari  proses kegiatan pembelian yang tampak hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen.

3.4     Data dan Tehnik Pengumpulan Data
3.4.1   Jenis Data
1.  Data primer
      Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti dengan cara riset atau peneliti lapangan.
2.  Data sekunder
      Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan yaitu data – data yang diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini.

3.5     Tehnik Pengumpulan Data
      Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.  Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber pertama. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara  :
1.      Metode interview
      Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan responden untuk memperoleh data yang lebih akurat sehubungan dengan masalah yang akan dibahas.
2.      Metode kuesioner
      Metode kuesioner adalah merupakan suatu metode untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan tentang atribut Kebab Turki Baba Rafi untuk mengetahui sejauh mana atribut tersebut mempengaruhi perilaku membeli.
      Dalam kuesioner ini terdapat dua bagian, yaitu  :
·         Bagian  I  :  Mengenai   data  responden  yaitu  nama,  jenis kelamin, dan penghasilan.
·          Bagian  II :Mengenai daftar pertanyaan yang akan di isi oleh responden.
3.6     Instrumen Atau Alat Pengumpul Data
3.6.1   Instrumen Penelitian
      Berbentuk kuesioner yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden untuk selanjutnya dijawab. Data yang diperoleh berupa jawaban – jawaban yang diajukan dan tersusun dalam bentuk angket.
3.6.2  Skala Likert
      Merupakan skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab baerbagai tingkatan pada setiap butir yang menggunakan produk atau jasa. Dalam kuesioner ini digunakan skala likert yang terdiri dari  sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala Likert adalah skala yang dirancang untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap objek yang akan diukur. Jawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai sebagai berikut  :
SS           =   Sangat Setuju                     =  4
S             =   Setuju                                 =  3
TS           =   Tidak Setuju                      =  2
STS        =   Sangat Tidak Setuju          =  1




ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KEBAB TURKI BABA RAFI
DI BENGKULU


No comments:

Post a Comment