Search This Blog

Sunday, June 26, 2016

AKTIVITAS PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PRODUK TABUNGAN TABOT PADA BANK BENGKULU CABANG UTAMA



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Pada dasarnya Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito. Selain itu Bank juga dikenal untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan sebagainya. [1]
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasanya dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga fungsi Bank, yaitu:
1.      Bank sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
2.      Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya.
3.      Bank sebagai lembaga yang memperlancar transaksi perdagangan dan peredaran uang.
Berdasarkan pemahaman fungsi Bank tersebut dapat dipastikan bahwa pengumpulan dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan merupakan bisnis utama Bank. Sehingga sebagian besar dari aset Bank berupa Simpanan. Maka dari  itu Bank Bengkulu khususnya mempunyai ciri khas tersendiri agar pertumbuhan suatu kegiatan kesenian sosial budaya dengan suatu usaha untuk melestarikan kesenian daerah khususnya Kota Bengkulu yaitu Tabot, dengan ektensi tabungan mempunyai hubungan koefisiensi korelasi yang sangat erat hubungannya dengan kemajuan daerah dan pelestarian budaya daerah Bengkulu. [2]
Pada masa sekarang budaya Bengkulu yang saat ini masih mempercayai dan melestarikan suatu kegiatan seni yang hanya ada di Kota Bengkulu yaitu TABOT, pentingnya melestarikan akan kegiatan seni budaya ini maka perlunya suatu anggaran dan tabungan demi kelancaran kegiatan-kegiatan.[3]
Adapun syarat-syarat umum pembukaan rekening Tabungan Tabot,    yakni:
1.      Adanya identitas Diri Nasabah ( KTP/SIM/PASSPORT).
2.      Menyerahkan foto copy identitas Diri.
3.      Mengisi aplikasi yang telah disediakan.
Aktifitas pemasaran Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama telah disusun sedemikian rupa, sehingga memudahkan para Nasabah untuk membuka rekening Tabungan Tabot.
Sesuai dengan fungsi dari pihak Bank itu sendiri, Bank merupakan alat pemerintah untuk menjaga kestabilan perekonomian dan keuangan Negara. Stabilitas perekonomian dan keuangan Negara dapat tercapai apabila Bank diberi fungsi oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam menata ekonomi dan keuangan Negara.

B.     Rumusan Masalah
      Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba membahas masalah tentang “Bagaimana Aktivitas Pemasaran dalam Meningkatkan Produk Tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama?”.

C.     Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis memberi batasan yang akan dibahas yaitu Aktivitas Pemasaran Pada Produk Tabungan Tabot
      Agar penelitian ini lebih terarah maka pokok bahasan di batasi pada Aktivitas Pemasaran Dalam Meningkatkan Produk Tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama. Aktivitas pemasaran di fokuskan pada aspek SWOT.

D.    Tujuan  Penelitian
1.      Tujuan Umum
            Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Islam program studi Ekonomi Islam.

2.      Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui aktivitas pemasaran dalam meningkatkan produk Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama.
E.     Kegunaan Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah maka pokok bahasan di batasi pada Aktivitas Pemasaran Dalam Meningkatkan Produk Tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama. Aktivitas pemasaran di fokuskan pada aspek SWOT.
1.         Bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan yang ada di dunia kerja.
2.         Bagi Bank Bengkulu adalah sebagai masukan atau pertimbangan dalam mengambil kebijakan tentang hal–hal yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran  Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama.
3.         Bagi pihak lain adalah agar dapat menjadi bahan referensi dan informasi dalam penulisan bagi peneliti lainnya terhadap objek yang sama.

F.      Penelitian Terdahulu
       Penelitian terdahulu yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Mardianty Pongtuluran. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik pembelian terhadap perilaku konsumen di Carrefour Panakkukang Square. Serta untuk mengetahui pengaruh strategi komunikasi pemasaran terhadap perilaku pembeli pada konsumen Carrefour Panakkukang Square. Data dalam penelitian di dapatkan melalui wawancara mendalam dengan 4 orang informan yaitu Pak Yudha seorang karyawan swasta, Pak Armin seorang aktivis LSM, Ibu Rizky Ardiana seorang pegawai BUMN, dan Ibu Wahidah Syamsu seorang ibu rumah tangga, serta melakukan observasi dan studi kepustakaan (library research). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana teknik analisis data secara deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Carrefour Panakkukang Square berhasil menerapkan keempat karakteristik pembelian yaitu produk, harga dan kualitas serta situasi untuk memepngaruhi perilaku konsumen agar dapat melakukan transaksi pembelian di Carrefour Pnakkukang Square. Selain itu, dapat dikatakan bahwa pengaruh strategi komunikasi pemasran terhadap perilaku memebeli pada konsumen Carrefor Panakkukang Square sangatlah berhasil untuk mempengaruhi konsumen, khususnya dalam hal sales promotion (promosi penjualan) dan Point Of Purchase Communication (Komunikasi d tempat pembelian).
Penelitian lain dilakukan oleh Lia Natalia yaitu untuk untuk menguji pengaruh dari lokasi, kelengkapan produk, kualitas, produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian adalah para pengunjung Giant Hypermarket yang berada di Kota Bekasi Barat. Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Prosedur pencarian responden dilakukan berdasarkan accidential sampling. Data penelitian merupakan data primer, dengan kuesioner sebagai instrument penelitian, yang kemudian diolah dengan perhitungan SPSS. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara bersama-sama variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan berbelanja dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Secara parsial variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja, sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan tidah berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Sedangkan variabel yang paling dominan terhadap minat konsumen untuk berbelanja adalah promosi.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.     Landasan Teoritis
1.      Pemasaran Bank
Sebagai unit bisnis, bank senantiasa berorientasi laba. Kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kerbutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan dipenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar. [4]
Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi dan terpuaskan. Pengelolaan pemasaran bank yang profesional inilah yang disebut dengan nama manajemen pemasaran bank. Agar lebih jelas akan diuraikan sebagai berikut:
1.    Pengertian Pemasaran
7
 
Pada dasarnya manajemen pemasaran bank adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran  yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas barang, jasa dan fafasan dengan tujuan utama kepuasan pihak-pihak yang terlibat. [5]
Pada kenyataannya masyarakat pemasaran akan terlibat sepuluh (10) macam entitas yaitu:
a.    Barang-barang (goods)
b.    Jasa-jasa (service)
c.    Pengalaman-pengalaman (experiences)
d.   Kegiatan-kegiatan (events)
e.    Orang-perorang (Persons)
f.     Tempat-tempat (places)
g.    Harta kekayaan (properties)
h.    Banyak organisasi (organizations)
i.      Informasi (information)
j.      Banyak ide (ideas)
Sementara itu pengertian pemasaran (marketing) saat ini bukan sekedar menjual (to sales) dengan dimensi jangka pendek (jual-beli putus) tetapi memasarkan (to marketing) dengan dimensi jangka panjang, menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontraks antara konsep penjualan dan pemasaran.
Menurut Wahjono (2010:2) mendefinisikan bahwa ”Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. Sedangkan menurut Murti (2002:10) mengemukakan bahwa ”Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial bagi individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan individu dan kelompok lain”. [6]
2.    Pengertian Bank
Dalam bisnis modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan masa yang akan datang, kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial atau perusahaan.
Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan ”nyawa” untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah, karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal penciptaan uang, pengedaran uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya.
Secara sederhana bank diartikan sebgai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Menurut Undang-Undang pokok perbankan No.10 Tahun 1998 yang dikutip oleh Idroes (2008:15) yang mengatur tentang pokok peraturan perbankan di Indonesia mendefinisikan sebagai berikut:[7]
"Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meninkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dendawijaya yang berpendapat bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.
Dari pengertian-pengertian bank di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah sebagai berikut:
a.    Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya bank mengumpulkan ayau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara merangsang berbagai strategi agar masyarakat tertarik menanamkan dananya. Secara umum jenis simpanan yang ada di bank terdiri dari simpanan tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito.
b.    Menyalurkan dana (lending) dari masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat. Dengan kata alain bank menyediakan dana bagi masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Jenis kredit yang biasa diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit perdagangan.
c.    Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti penerimaan uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (kliring), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), bank garansi dan jasa lainnya. Jasa-jasa bank lainnya ini merupakan jasa pendukungnya dari kegiatan produk bank yaitu menghimpun dan menyalurkan dana.[8]

2.        Strategi Pemasaran Bank
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik perusahaan yang berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran akan menjadi semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kemudian juga dalam rangka menghadapi para pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat.[9]
Dalam melakukan kegiatan pemasaran suatu perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan pemasaran antara lain:
1.    Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.
2.    Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.
3.    Memberikan kepuasan semaksimal  mungkin  terhadap pelanggannya.
4.    Meningkatkan penjualan dan laba.
5.    Ingin menguasai pasar  dan menghadapi pesaing.
Dewasa ini kegiatan pemasaran tidak hanya monopoli perusahaan yang berorientasi profit saja, bahkan usaha badan sosial sudah mulai menggunakan pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhan  dan keinginan konsumen.
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha  yang berorientasi  profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu kebutuhan utama. Tanpa kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan riset pasar.  Pemasaran harus dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera terpenuhi. Pengelolaan pemasaran bank yang professional inilah yang disebut dengan pemasaran bank.
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri manufaktur, sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu jenis industri jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk  produk jasa, yang membedakan perbankan dari industri jasa lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.

3.        Pengertian SWOT
Analsis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat. Dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik.
SWOT menurut Sutojo  adalah untuk menentukan tujuan usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh karenanya diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai tujuan).
Apabila teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi manajemen pemasaran dapat diutarakan sebelum menentukan tujuan-tujuan pemasaran yang ingin dicapai hendaknya perusahaan menganalisis kekuatan dan kelemahan, peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul.
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan Thearts yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Sedangkan Kotler mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi terhadap keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.     Analisis Internal
1)      Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan  pemasaran,  dan basis pelaggan  yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan pesaing.[10]
2)      Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai  dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.
b.    Analisis Eksternal
1)        Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya  dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru  bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan.
2)        Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan analisis SWOT.[11]
4.        Tabungan Tabot
1.    Pengertian Tabungan
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998,Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu”.
Sedangkan “Tabungan Tabot merupakan produk inovasi baru dari Bank Bengkulu guna meningkatkan pelayanan dan kepedulian kepada Nasabah Bank Bengkulu, khususnya Masyarakat Bengkulu. Tabungan tabot memberikan perlindungan kepada penabung dengan memberikan asuransi jiwa secara gratis serta suku bunga yang menarik.[12]
Tabungan Tabot adalah merupakan produk Inovasi baru  Bank Bengkulu guna meningkatkan pelayanan dan kepedulian kepada Nasabah Bank bengkulu, khususnya Masyarakat Bengkulu. Tabungan Tabot memberikan perlindungan kepada penabung dengan memberikan asuransi jiwa secara gratis serta suku bunga yang menarik.
Keuntungan yang didapat dari menabung di Tabungan Tabot adalah mendapatkan perlindungan Asuransi Jiwa yang preminya dibayar oleh Bank Bengkulu selama menjadi penabung Tabungan Tabot. Inilah bukti dari kepedulian Bank Bengkulu kepada Nasabahnya.
Di dalam pembukaan rekening Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama Calon Nasabah harus melampirkan Kartu Identitas Diri, yakni;
1.    KTP/SIM/PASSPORT atau tanda pengenal lainnya.
2.    Setoran awal minimal Rp 100.000,-
3.    Mengisi formulir.
Adapun prosedur pembukaan rekening Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama, ialah:
1.    Nasabah
Nasabah menghubungi Customer service untuk mendapat penjelasan mengenai tata cara pembukaan rekening Tabungan Tabot. Setelah mendapatkan penjelasan dari Customer Service, Nasabah membaca dan memahami persyaratan-persyaratan yang ada sebelum mengisi dan melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi.
2.    Customer Service
Customer Service menjelaskan secara singkat tentang tata cara pembukaan rekening Tabungan Tabot, nasabah diminta untuk mengisi beberapa formulir, seperti:
a.    Mengisi data pribadi secara lengkap,
b.    Menyertakan foto copy identitas diri seperti KTP/SIM/PASSPORT.
Setelah itu Customer Service mencocokan tanda tangan nasabah yang tertera pada formulir pribadi, dengan tanda tangan yang terdapat pada identitas dirinya. Customer Service memberikan buku Tabungan Tabot beserta ATM yang sebelumnya harus ditanda tangani terlebih dahulu oleh Nasabah.
3.    Teller
Nasabah menghubungi Teller untuk memberikan setoran awal pada pembukaan rekening Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama[13]
B.     Kerangka Berpikir
      Berdasarkan landasan teori pada tinjauan pustaka diatas, amaka secara skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut






Produk Tabungan Tabot
 
 





C.     Hipotesis
      Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini  adalah : Aktifitas Pemasaran dapat meningkatkan produk tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama



 BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Lokasi Penelitian
Penelitian berlokasi di Bengkulu. Penulis memilih Bengkulu sebagai lokasi penelitian karena pertimbangan   Bengkulu merupakan tempat tinggal penulis

B.     Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut) yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

C.     Sumber dan jenis data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Indriantoro dan Supomo mendefinisikan data primer dan sekunder sebagai berikut: “data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara, sedangkan  data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara .”
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data  yang diperlukan berupa sejarah Bengkulu, perlakuan akuntansi yang diterapkan di dalamnya, serta laporan keuangan tahunan Bengkulu

D.    Metode pengumpulan data
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a.       Wawancara yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada pihak terkait yang
b.      Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap obyek studi yaitu untuk mendapatkan informasi dan data yang dibutuhkan sebagai dasar analisis serta mengkonfirmasikan obyektifitas dan keakuratan mengenai hal yang diperoleh baik dalam studi pustaka maupun dalam penelitian itu sendiri.
c.       Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta mengevaluasi laporan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek penelitian

E.     Metode analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan dengan memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang sebenarnya (Arikunto:1993).
 AKTIVITAS PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PRODUK TABUNGAN TABOT PADA BANK BENGKULU CABANG UTAMA




201

 
6

 
 


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Subagyo 2010, Marketing In Business, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta

Basu Swstha Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta

Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta

Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis SWOT Teknik  Membedah Kasus Bisnis,  cetakan kelimabelas,  Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Iman  Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta 

Kasmir, 2008, Manajemen Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta



 



[1] Dessler, Gary (2004).Maajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli tanya Jakarta : PT indeks. Judul Human Resource management. (2003) prentice-hall, Inc, Upper Saddle river.New Jersey, hal 59
[2] Dessler, Gary (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli tanya Jakarta : PT indeks. Judul Human Resource management. (2003) prentice-hall, Inc, Upper Saddle river.New Jersey, hal 59
[3] Ahmad, Subagyo 2010, Marketing In Business, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta, hal 89

[4] Basu Swstha Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta, hal 57
[5] Basu Swstha Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta, hal 57
[6] Basu Swstha Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta, hal 57
[7] Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal 159


[8] Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal 159

[9] Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis SWOT Teknik  Membedah Kasus Bisnis,  cetakan kelimabelas,  Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 147
[10] Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis SWOT Teknik  Membedah Kasus Bisnis,  cetakan kelimabelas,  Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 147
[11] Iman  Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 121
[12] Iman  Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 121
[13] Kasmir, 2008, Manajemen Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta, hal 36

No comments:

Post a Comment