BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya Bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima Simpanan, Giro, Tabungan dan Deposito.
Selain itu Bank juga dikenal untuk menukar uang, atau menerima segala bentuk
pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan sebagainya. [1]
Bank adalah lembaga keuangan yang usaha
pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut ke masyarakat serta memberikan jasanya dalam lalulintas pembayaran dan
peredaran uang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada tiga
fungsi Bank, yaitu:
1.
Bank sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan.
2.
Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk
kredit dan bentuk lainnya.
3.
Bank sebagai lembaga yang memperlancar transaksi perdagangan dan
peredaran uang.
Berdasarkan pemahaman fungsi Bank tersebut dapat dipastikan bahwa
pengumpulan dana dari masyarakat dalam bentuk Simpanan merupakan bisnis utama
Bank. Sehingga sebagian besar dari aset Bank berupa Simpanan. Maka dari itu Bank Bengkulu khususnya mempunyai ciri
khas tersendiri agar pertumbuhan suatu kegiatan kesenian sosial budaya dengan
suatu usaha untuk melestarikan kesenian daerah khususnya Kota Bengkulu yaitu
Tabot, dengan ektensi tabungan mempunyai hubungan koefisiensi korelasi yang
sangat erat hubungannya dengan kemajuan daerah dan pelestarian budaya daerah
Bengkulu. [2]
Pada masa sekarang budaya Bengkulu
yang saat ini masih mempercayai dan melestarikan suatu kegiatan seni yang hanya
ada di Kota Bengkulu yaitu TABOT, pentingnya melestarikan akan kegiatan seni
budaya ini maka perlunya suatu anggaran dan tabungan demi kelancaran
kegiatan-kegiatan.[3]
Adapun syarat-syarat umum
pembukaan rekening Tabungan Tabot, yakni:
1.
Adanya identitas Diri Nasabah ( KTP/SIM/PASSPORT).
2.
Menyerahkan foto copy identitas Diri.
3.
Mengisi aplikasi yang telah disediakan.
Aktifitas pemasaran Tabungan Tabot
pada Bank Bengkulu Cabang Utama telah disusun sedemikian rupa, sehingga
memudahkan para Nasabah untuk membuka rekening Tabungan Tabot.
Sesuai dengan fungsi dari pihak
Bank itu sendiri, Bank merupakan alat pemerintah untuk menjaga kestabilan
perekonomian dan keuangan Negara. Stabilitas perekonomian dan keuangan Negara
dapat tercapai apabila Bank diberi fungsi oleh pemerintah dengan sebaik-baiknya dalam menata ekonomi dan keuangan
Negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
mencoba membahas masalah tentang “Bagaimana Aktivitas Pemasaran dalam Meningkatkan Produk Tabungan Tabot Pada Bank
Bengkulu Cabang Utama?”.
C. Batasan Masalah
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis memberi batasan
yang akan dibahas yaitu Aktivitas Pemasaran Pada Produk Tabungan Tabot
Agar penelitian ini lebih terarah maka pokok
bahasan di batasi pada Aktivitas Pemasaran Dalam Meningkatkan Produk Tabungan
Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama. Aktivitas pemasaran di fokuskan pada
aspek SWOT.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan
dilakukan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh
ujian Sarjana Ekonomi Islam program studi Ekonomi Islam.
2. Tujuan Khusus
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan
laporan ini adalah untuk mengetahui
aktivitas pemasaran dalam meningkatkan produk Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu
Cabang Utama.
E. Kegunaan Penelitian
Agar penelitian ini
lebih terarah maka pokok bahasan di batasi pada Aktivitas Pemasaran Dalam
Meningkatkan Produk Tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang Utama. Aktivitas
pemasaran di fokuskan pada aspek SWOT.
1.
Bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis
dalam menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan dengan
kenyataan yang ada di dunia kerja.
2.
Bagi Bank Bengkulu adalah sebagai masukan atau pertimbangan dalam
mengambil kebijakan tentang hal–hal yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran Tabungan Tabot pada Bank Bengkulu Cabang
Utama.
3.
Bagi pihak lain adalah agar dapat menjadi bahan referensi dan informasi
dalam penulisan bagi peneliti lainnya terhadap objek yang sama.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu
yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Mardianty Pongtuluran.
Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik pembelian
terhadap perilaku konsumen di Carrefour Panakkukang Square. Serta untuk
mengetahui pengaruh strategi komunikasi pemasaran terhadap perilaku pembeli
pada konsumen Carrefour Panakkukang Square. Data dalam penelitian di dapatkan
melalui wawancara mendalam dengan 4 orang informan yaitu Pak Yudha seorang
karyawan swasta, Pak Armin seorang aktivis LSM, Ibu Rizky Ardiana seorang
pegawai BUMN, dan Ibu Wahidah Syamsu seorang ibu rumah tangga, serta melakukan
observasi dan studi kepustakaan (library research). Metode penelitian
yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana teknik
analisis data secara deskriptif melalui pendekatan kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Carrefour Panakkukang Square berhasil menerapkan keempat karakteristik
pembelian yaitu produk, harga dan kualitas serta situasi untuk memepngaruhi
perilaku konsumen agar dapat melakukan transaksi pembelian di Carrefour
Pnakkukang Square. Selain itu, dapat dikatakan bahwa pengaruh strategi
komunikasi pemasran terhadap perilaku memebeli pada konsumen Carrefor
Panakkukang Square sangatlah berhasil untuk mempengaruhi konsumen, khususnya
dalam hal sales promotion (promosi penjualan) dan Point Of Purchase
Communication (Komunikasi d tempat pembelian).
Penelitian
lain dilakukan oleh Lia Natalia yaitu untuk untuk menguji pengaruh dari lokasi,
kelengkapan produk, kualitas, produk, harga, pelayanan, kenyamanan dalam
berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial terhadap minat
konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis variabel manakah yang paling
dominan dalam memengaruhi minat konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian
adalah para pengunjung Giant Hypermarket yang berada di Kota Bekasi Barat.
Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Prosedur pencarian responden
dilakukan berdasarkan accidential sampling. Data penelitian merupakan data
primer, dengan kuesioner sebagai instrument penelitian, yang kemudian diolah
dengan perhitungan SPSS. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara bersama-sama
variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan,
kenyamanan berbelanja dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk
berbelanja. Secara parsial variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas
produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja,
sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan tidah berpengaruh terhadap minat
konsumen untuk berbelanja. Sedangkan variabel yang paling dominan terhadap minat
konsumen untuk berbelanja adalah promosi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Pemasaran Bank
Sebagai unit bisnis,
bank senantiasa berorientasi laba. Kegiatan pemasaran sudah merupakan suatu
kerbutuhan utama dan sudah merupakan suatu keharusan untuk dijalankan. Tanpa
kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan
dipenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan
perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus melakukan
riset pasar. [4]
Pemasaran harus dikelola
secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan segera
terpenuhi dan terpuaskan. Pengelolaan pemasaran bank yang profesional inilah
yang disebut dengan nama manajemen pemasaran bank. Agar lebih jelas akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Pengertian Pemasaran
|
Pada kenyataannya
masyarakat pemasaran akan terlibat sepuluh (10) macam entitas yaitu:
a.
Barang-barang (goods)
b.
Jasa-jasa (service)
c.
Pengalaman-pengalaman (experiences)
d.
Kegiatan-kegiatan (events)
e.
Orang-perorang (Persons)
f.
Tempat-tempat (places)
g.
Harta kekayaan (properties)
h.
Banyak organisasi (organizations)
i.
Informasi (information)
j.
Banyak ide (ideas)
Sementara itu pengertian pemasaran (marketing) saat ini bukan sekedar menjual (to sales) dengan dimensi jangka pendek (jual-beli putus) tetapi
memasarkan (to marketing) dengan
dimensi jangka panjang, menggambarkan perbedaan pemikiran yang kontraks antara
konsep penjualan dan pemasaran.
Menurut Wahjono (2010:2) mendefinisikan bahwa ”Pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan perwujudan, pemberian harga, promosi
dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan yang memenuhi tujuan
pelanggan dan organisasi”. Sedangkan
menurut Murti (2002:10) mengemukakan bahwa ”Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial
bagi individu maupun kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang
bernilai dengan individu dan kelompok lain”. [6]
2.
Pengertian
Bank
Dalam bisnis
modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu
negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan
keuangan selalu membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan masa yang
akan datang, kita tidak akan lepas dari dunia perbankan, jika hendak
menjalankan aktivitas keuangan, baik perorangan maupun lembaga, baik sosial
atau perusahaan.
Begitu pentingnya
dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan ”nyawa” untuk
menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Anggapan ini tentunya tidak salah,
karena fungsi bank sebagai lembaga keuangan sangatlah vital, misalnya dalam hal
penciptaan uang, pengedaran uang, menyediakan uang untuk menunjang kegiatan
usaha, tempat mengamankan uang, tempat melakukan investasi dan jasa keuangan
lainnya.
Secara sederhana bank diartikan sebgai lembaga
keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank
lainnya. Menurut Undang-Undang pokok perbankan No.10 Tahun 1998 yang dikutip
oleh Idroes (2008:15) yang mengatur tentang pokok peraturan perbankan di
Indonesia mendefinisikan sebagai berikut:[7]
"Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meninkatkan taraf hidup rakyat banyak”.
Dendawijaya yang
berpendapat bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang
melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata
uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan, dan lain-lain”.
Dari
pengertian-pengertian bank di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan
lembaga keuangan yang kegiatannya adalah sebagai berikut:
a.
Menghimpun dana (funding) dari masyarakat dalam bentuk simpanan, maksudnya bank
mengumpulkan ayau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam
bentuk simpanan tabungan, giro, dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat
ini dilakukan oleh bank dengan cara merangsang berbagai strategi agar
masyarakat tertarik menanamkan dananya. Secara umum jenis simpanan yang ada di
bank terdiri dari simpanan tabungan, simpanan giro, dan simpanan deposito.
b.
Menyalurkan dana (lending) dari masyarakat, dalam hal ini bank memberikan pinjaman
(kredit) kepada masyarakat. Dengan kata alain bank menyediakan dana bagi
masyarakat yang membutuhkannya. Pinjaman atau kredit yang diberikan dibagi
dalam berbagai jenis sesuai dengan keinginan nasabah. Jenis kredit yang biasa
diberikan oleh hampir semua bank adalah seperti kredit investasi, kredit modal
kerja, dan kredit perdagangan.
c.
Memberikan jasa-jasa bank lainnya (service) seperti penerimaan uang (transfer), penagihan surat-surat
berharga yang berasal dari dalam kota (kliring),
penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), bank garansi dan jasa lainnya. Jasa-jasa
bank lainnya ini merupakan jasa pendukungnya dari kegiatan produk bank yaitu
menghimpun dan menyalurkan dana.[8]
2.
Strategi Pemasaran Bank
Kegiatan pemasaran selalu ada
dalam setiap usaha, baik perusahaan yang berorientasi profit maupun usaha-usaha
sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat akan suatu produk atau jasa. Pemasaran akan menjadi
semakin penting dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat. Kemudian
juga dalam rangka menghadapi para pesaing yang dari waktu ke waktu semakin
meningkat.[9]
Dalam melakukan kegiatan pemasaran
suatu perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, baik
tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Ada beberapa tujuan suatu
perusahaan melakukan kegiatan pemasaran antara lain:
1.
Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.
2.
Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk
atau jasa.
3.
Memberikan kepuasan semaksimal mungkin
terhadap pelanggannya.
4.
Meningkatkan penjualan dan laba.
5.
Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.
Dewasa ini kegiatan pemasaran tidak hanya
monopoli perusahaan yang berorientasi profit saja, bahkan usaha badan sosial
sudah mulai menggunakan pemasaran dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Bagi dunia perbankan yang merupakan badan usaha yang berorientasi profit, kegiatan pemasaran sudah merupakan
suatu kebutuhan utama. Tanpa kegiatan pemasaran, jangan diharapkan kebutuhan
dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia
perbankan perlu mengemas kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus menerus
melakukan riset pasar. Pemasaran harus
dikelola secara profesional, sehingga kebutuhan dan keinginan pelanggan akan
segera terpenuhi. Pengelolaan pemasaran bank yang professional inilah yang
disebut dengan pemasaran bank.
Konsep pemasaran bank sebenarnya tidak banyak berbeda dengan konsep
pemasaran untuk sektor bisnis yang lain, seperti sektor industri manufaktur,
sektor bisnis jasa dan lain-lain. Perbankan merupakan salah satu jenis industri
jasa, sehingga konsep pemasarannya lebih cenderung mengikuti konsep untuk produk jasa, yang membedakan perbankan dari
industri jasa lainnya adalah banyaknya ketentuan dan peraturan pemerintah yang
membatasi penggunaan konsep-konsep pemasaran, mengingat industri perbankan
merupakan industri yang sangat dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan masyarakat.
3.
Pengertian SWOT
Analsis SWOT
digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan
dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta
mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih
maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki
harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis. Peluang yang ada harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat
meningkat. Dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi
dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik.
SWOT menurut
Sutojo adalah untuk menentukan tujuan
usaha yang realistis, sesuai dengan kondisi perusahaan dan oleh karenanya
diharapkan lebih mudah tercapai. SWOT adalah singkatan dari kata-kata Strength (kekuatan perusahaan) Weaknesses (kelemahan perusahaan), Opportunities (peluang bisnis) dan Threats (hambatan untuk mencapai
tujuan).
Apabila
teknik swot analisis tersebut diterapkan dalam kasus menentukan tujuan strategi
manajemen pemasaran dapat diutarakan sebelum menentukan tujuan-tujuan pemasaran
yang ingin dicapai hendaknya perusahaan menganalisis kekuatan dan kelemahan,
peluang bisnis yang ada, berbagai macam hambatan yang mungkin timbul.
Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan
eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses
serta lingkungan eksternal Opportunities dan Thearts yang
dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
Peluang dan Ancaman dan faktor internal Kekuatan dan Kelemahan.
Sedangkan Kotler mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Teknik
analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Analisis Internal
1) Analisis Kekuatan (Strenght)
Setiap
perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya dibandingkan para
pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
teknologi, sumber daya finansial, kemampuan kemanufakturan, kekuatan pemasaran,
dan basis pelaggan yang dimiliki.
Strenght (kekuatan) adalah keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh
perusahaan pesaing.[10]
2) Analisis Kelemahan (Weaknesses)
Merupakan
keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan
kekurangan serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika
orang berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu satuan
bisnis, yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan
kinerja organisasi yang memuaskan. Dalam praktek, berbagai
keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat pada sarana dan
prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai
dengan tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminta oleh para
pengguna atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang
memadai.
b.
Analisis Eksternal
1)
Analisis Peluang (Opportunity)
Setiap
perusahaan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari perusahaan lain. Peluang dan terobosan
atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah
besar modal untuk dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, perusahaan-perusahaan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu
daerah kebutuhan pembeli di mana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan.
2)
Analisis Ancaman (Threats)
Ancaman
adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan
atau suatu perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan
menyebabkan kemerosotan kedudukan perusahaan. Pengertian ancaman merupakan
kebalikan pengertian peluang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman
adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.
Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan
bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun di masa depan. Dengan
melakukan kedua analisis tersebut maka perusahaan dikenal dengan melakukan
analisis SWOT.[11]
4.
Tabungan Tabot
1.
Pengertian Tabungan
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, ‘Tabungan adalah simpanan yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak
dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu”.
Sedangkan “Tabungan Tabot merupakan produk
inovasi baru dari Bank Bengkulu guna meningkatkan pelayanan dan kepedulian
kepada Nasabah Bank Bengkulu, khususnya Masyarakat Bengkulu”. Tabungan tabot memberikan perlindungan kepada penabung dengan memberikan
asuransi jiwa secara gratis serta suku bunga yang menarik.[12]
Tabungan Tabot adalah merupakan
produk Inovasi baru Bank Bengkulu guna meningkatkan pelayanan dan
kepedulian kepada Nasabah Bank bengkulu, khususnya Masyarakat Bengkulu. Tabungan
Tabot memberikan perlindungan kepada penabung dengan memberikan asuransi jiwa
secara gratis serta suku bunga yang menarik.
Keuntungan yang didapat dari
menabung di Tabungan Tabot adalah mendapatkan perlindungan Asuransi Jiwa yang
preminya dibayar oleh Bank Bengkulu selama menjadi penabung Tabungan Tabot.
Inilah bukti dari kepedulian Bank Bengkulu kepada Nasabahnya.
Di dalam pembukaan rekening Tabungan Tabot pada
Bank Bengkulu Cabang Utama Calon Nasabah harus melampirkan Kartu Identitas
Diri, yakni;
1.
KTP/SIM/PASSPORT atau tanda
pengenal lainnya.
2.
Setoran awal minimal Rp 100.000,-
3.
Mengisi formulir.
Adapun prosedur pembukaan rekening Tabungan
Tabot pada Bank Bengkulu Cabang Utama, ialah:
1.
Nasabah
Nasabah menghubungi Customer
service untuk mendapat penjelasan mengenai tata cara pembukaan rekening
Tabungan Tabot. Setelah mendapatkan penjelasan dari Customer Service, Nasabah membaca dan memahami persyaratan-persyaratan yang ada sebelum mengisi dan
melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi.
2.
Customer Service
Customer Service menjelaskan secara singkat tentang tata cara
pembukaan rekening Tabungan Tabot, nasabah diminta untuk mengisi beberapa
formulir, seperti:
a.
Mengisi data pribadi secara lengkap,
b.
Menyertakan foto copy identitas diri seperti KTP/SIM/PASSPORT.
Setelah itu Customer
Service mencocokan tanda tangan nasabah yang tertera pada formulir pribadi,
dengan tanda tangan yang terdapat pada identitas dirinya. Customer Service memberikan buku Tabungan Tabot beserta ATM yang
sebelumnya harus ditanda tangani terlebih dahulu oleh Nasabah.
3.
Teller
Nasabah menghubungi Teller
untuk memberikan setoran awal pada pembukaan rekening Tabungan Tabot pada Bank
Bengkulu Cabang Utama[13]
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori pada tinjauan pustaka diatas, amaka
secara skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut
|
C. Hipotesis
Berdasarkan
latar belakang dan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini adalah : Aktifitas
Pemasaran dapat meningkatkan produk tabungan Tabot Pada Bank Bengkulu Cabang
Utama
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi
Penelitian
Penelitian berlokasi di Bengkulu. Penulis memilih
Bengkulu sebagai lokasi penelitian karena pertimbangan Bengkulu merupakan tempat tinggal penulis
B.
Desain
Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut)
yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel yang lain.
C.
Sumber
dan jenis data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Indriantoro dan Supomo mendefinisikan data
primer dan sekunder sebagai berikut: “data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa perantara,
sedangkan data sekunder adalah data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara .”
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data yang diperlukan berupa
sejarah Bengkulu, perlakuan akuntansi yang diterapkan di dalamnya, serta
laporan keuangan tahunan Bengkulu
D.
Metode
pengumpulan data
Metode
yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah:
a. Wawancara
yaitu dengan melakukan komunikasi secara langsung pada pihak terkait yang
b. Observasi,
yaitu pengamatan langsung terhadap obyek studi yaitu untuk mendapatkan
informasi dan data yang dibutuhkan sebagai dasar analisis serta
mengkonfirmasikan obyektifitas dan keakuratan mengenai hal yang diperoleh baik
dalam studi pustaka maupun dalam penelitian itu sendiri.
c.
Dokumentasi,
dilakukan dengan cara mengumpulkan, menyalin, melihat, serta mengevaluasi
laporan serta dokumen-dokumen yang terkait dengan obyek penelitian
E.
Metode
analisis data
Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
kualitatif, yaitu analisis data dengan cara memberikan penjelasan dengan
memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya (Arikunto:1993).
AKTIVITAS PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN PRODUK TABUNGAN TABOT PADA BANK
BENGKULU CABANG UTAMA
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,
Subagyo 2010, Marketing In Business,
edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Mitra Wacana Media, Jakarta
Basu Swstha Dharmestha, dan T.
Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE,
Yogyakarta
Ferry
N, Indroes 2008, Manajemen Resiko
Perbankan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta
Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis SWOT
Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan
kelimabelas, Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Iman Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit:
Graha Ilmu, Yogyakarta
Kasmir, 2008, Manajemen
Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit: Grafindo Persada,
Jakarta
[1] Dessler, Gary (2004).Maajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli
tanya Jakarta : PT indeks. Judul Human Resource management. (2003)
prentice-hall, Inc, Upper Saddle river.New Jersey, hal 59
[2] Dessler, Gary (2004).Manajemen Sumber Daya Manusia.penerjemeh Eli tanya Jakarta : PT
indeks. Judul Human Resource management. (2003) prentice-hall, Inc, Upper Saddle
river.New Jersey, hal 59
[3] Ahmad, Subagyo 2010, Marketing In Business, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit:
Mitra Wacana Media, Jakarta, hal 89
[4] Basu Swstha
Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE,
Yogyakarta, hal 57
[5] Basu Swstha
Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE,
Yogyakarta, hal 57
[6] Basu Swstha
Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku
Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE,
Yogyakarta, hal 57
[7] Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi
pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal 159
[8] Ferry N, Indroes 2008, Manajemen Resiko Perbankan, edisi
pertama, cetakan pertama, Penerbit: Rajawali Pers, Jakarta, hal 159
[9] Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan
kelimabelas, Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, hal 147
[10] Fredy, Rangkuti, 2008, Analisis
SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, cetakan
kelimabelas, Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, hal 147
[11] Iman Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama,
cetakan pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 121
[12] Iman Sentot, Wahjono, 2010, Manajemen Pemasaran Bank, edisi pertama,
cetakan pertama, Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta, hal 121
[13] Kasmir, 2008, Manajemen
Perbankan, edisi revisi, cetakan kedelapan, Penerbit: Grafindo Persada, Jakarta,
hal 36
No comments:
Post a Comment