Search This Blog

Sunday, June 26, 2016

ANALISIS FAKTOR LOKASI USAHA YANG MEMPENAGRUHI KESUKSESAN BISNIS DI SEKITAR KAMPUS



ANALISIS FAKTOR LOKASI USAHA YANG MEMPENAGRUHI KESUKSESAN BISNIS DI SEKITAR KAMPUS IAIN BENGKULU


A.    Latar belakang
Adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan kekuatan dan/atau kelemahan organisasi, sering karena faktor-faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting (T. Hani Handoko, 2000 : 65). Agar usaha yang dijalankan dapat bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah untuk dijangkau.
Pemilihan lokasi suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat
mempengaruhi biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Sebagai contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat total pendapatan perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jasa yang keluar dari perusahaan (Heizer dan Render, 2004 : 410).
Memilih lokasi yang tepat berarti menghindari sebanyak mungkin efek-efek negatif yang mungkin timbul dan mendapatkan lokasi yang memiliki paling banyak faktor-faktor positif. Sekali organisasi menentukan letak lokasi usahanya untuk beroperasi di suatu daerah tertentu, maka akan banyak biaya yang timbul dan sulit untuk dikurangi.
Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa profesional, strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun demikian, strategi lokasi pemilihan gudang, dapat ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.
Tanpa perencanaan lokasi yang tepat, perusahaan dapat membuat kesalahan - kesalahan dalam pemilihan lokasi. Suatu perusahaan mungkin memilih lokasi tanpa mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja di daerah tersebut, dan beberapa bulan setelahnya perusahaan menghadapi masalah tenaga kerja. Perusahaan lain memutuskan membeli tanah untuk lokasi pabrik dengan harga yang murah, tetapi kemudian disadari bahwa kondisi tanah di lokasi tersebut jelek sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra dalam membangun fondasinya. Kesalahan - kesalahan seperti yang disebutkan diatas dapat mengakibatkan perusahaan beroperasi dengan tidak efisien dan efektif.
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi masing - masing perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting adalah dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi perusahaan lain adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan bahan dan komponen. Beberapa perusahaan lainnya mungkin mempertimbangkan faktor lokasi dimana tersedia tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan perusahaan, ataupun biaya transportasi yang sangat tinggi bila produk berat dan besar. 
Jadi, alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik adalah persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau “contingency” untuk pembuatan keputusan – bila dinyatakan secara sederhana, “semuanya bergantung” (T. Hani Handoko, 2000 : 67).
Di dalam bukunya, Hani Handoko (2000) menyebutkan faktor-faktor yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan, adalah sebagai berikut :
1.      Lingkungan masyarakat, kesediaan masyarakat suatu daerah menerima segala konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu pabrik didaerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk air, udara, atau limbah zat padat yang telah tercemar, dan sering menimbulkan suara bising. Di lain pihak, masyarakat membutuhkan industri atau perusahan karena menyediakan lapangan pekerjaan dan uang yang dibawa industri ke masyarakat. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan bagi kehidupan karyawan dan eksekutif juga memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Tersedianya fasilitas sekolah, rekreasi, kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga adalah bagian penting dari keputusan ini.
2.      Kedekatan dengan pasar. Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para langganan, dan sering mengurangi biaya distribusi. Perlu dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan tersebut luas ataukah hanya melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah rusak atau tidak, berat produk, dan proporsi biaya distribusi barang jadi pada total biaya. Perusahaan besar dengan jangkauan pasar yang luas, dapat mendirikan pabrik-pabriknya di banyak tempat untuk mendekati pasar.
3.      Tenaga kerja. Di manapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar. Bagi banyak perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja suatu daerah lebih penting dari ketrampilan dan pendidikan, karena jarang perusahaan yang dapat menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang sangat bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga perusahaan harus menyelenggarakan program latihan khusus bagi tenaga kerja baru. Orang - orang dari suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik dibanding dari daerah lain, seperti tercermin pada tingkat absensi yang berbeda dan semangat kerja mereka. Disamping itu, penarikan tenaga kerja, kuantitas dan jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan perusahaan.
4.      Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier. Apabila bahan mentah berat dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik berlokasi dekat dengan bahan mentah, misal pabrik semen, kayu, kertas, dan baja. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan mentah lekas rusak, seperti perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat dengan bahan mentah. Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia (supplier) memungkinkan suatu perusahaan mendapatkan pelayanan supplier yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan bahan.
5.      Fasilitas dan biaya transportasi. Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air akan melancarkan pengadaan faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Pentingnya pertimbangan biaya transportasi tergantung “sumbangannya” terhadap total biaya, contoh untuk perusahaan komputer yang biaya transportasinya hanya sekitar 1 atau 2% dari total biaya, tidak jadi masalah di manapun lokasi perusahaan berada dibanding bagi perusahaan semen. Untuk banyak perusahaan perbedaan biaya transportasi tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimanapun juga, biaya transportasi tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah ke pemakai terakhir ; jadi, fasilitas seharusnya berlokasi di antara sumber bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi. Dekat dengan bahan mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan mentah, tetapi biaya pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat. Sebaliknya, lokasi dekat pasar akan menghemat biaya pengangkutan produk jadi tetapi menaikkan biaya pengangkutan bahan mentah.
6.      Sumber daya-sumber daya (alam) lainnya. Perusahaan-perusahaan seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan makanan, alumunium dan sebagainya sangat memerlukan air dalam kuantitas yang besar. Selain itu hampir setiap industri memerlukan baik tenaga yang dibangkitkan dari aliran listrik, diesel, air, angin, dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu diperhatikan tersedianya sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan mencukupi. Selain faktor-faktor tersebut di atas, berbagai faktor lainnya berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi : harga tanah, dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi, kedekatan dengan pabrik - pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
Penelitian mengenai pemilihan lokasi lebih sering dilakukan untuk pemilihan lokasi pabrik, gudang, dan bisnis ritel. Namun pemilihan lokasi usaha tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Usaha jasa berskala mikro-kecil pun juga perlu memilih lokasi usaha yang strategis agar dapat terus berjalan.
 Ada banyak faktor yang menentukan kesuksesan suatu usaha. Salah satu faktor tersebut adalah ketepatan pemilihan lokasi. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh seorang pengusaha sebelum membuka usahanya. Hal ini terjadi karena pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan suatu usaha. Hal ini juga berlaku untuk usaha jasa karena usaha jasa diharuskan untuk memelihara hubungan yang dekat dengan pelanggan.Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan Keberadaan IAIN Bengkulu merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk mendirikan usaha jasa disekitarnya.
Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat potensial dari keberadaan IAIN Bengkulu itu sendiri. Banyaknya mahasiswa yang kuliah di IAIN Bengkulu merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha jasa yang didirikan di sekitar IAIN Bengkulu. Bagi usaha jasa, lokasi yang strategis seringkali lebih penting dari pada faktor-faktor yang lain. Hal ini berarti bahwa pengusaha rela membayar biaya yang lebih besar untuk pemilihan lokasi dengan mengharapkan pendapatan besar sebagai akibat pemilihan lokasi yang tepat.
Hal ini juga terjadi pada usaha jasa yang berdiri disekitar IAIN Bengkulu, para pengusaha tidak peduli dengan harga sewa yang mahal karena dekat dengan IAIN Bengkulu serta berada di pusat kota. Mereka rela membayar mahal untuk membuka usaha dilokasi ini dengan mengharapkan pendapatan yang besar mengingat adanya pasar yang potensial akibat adanya mahasiswa yang kuliah di IAIN Bengkulu . Disamping faktor biaya, faktor
kedekatan dengan infrastruktur dan kedekatan dengan lingkungan bisnis merupakan hal-hal yang diperhatikan pengusaha sebelum mendirikan usaha di sekitar kampus Undip  Pleburan.
Dewasa ini, sektor jasa telah mengalami peningkatan yang dramatis dibanding dekade sebelumnya. Dari sekian banyak jenis jasa yang berkembang diantaranya adalah asuransi, telekomunikasi, hiburan televisi, pendidikan, binatu, reparasi, dan jasa finansial. Tidak terkecuali usaha jasa berskala mikro-kecil disekitar IAIN Bengkulu. Banyak usaha jasa baru atau pun usaha jasa lama yang telah dilengkapi dengan fasilitas modern bermunculan. Usaha-usaha jasa tersebut adalah usaha fotocopy, jasa persewaan, internet café baik yang dilengkapi dengan hot spot area maupun tidak, wartel, laundry, bengkel, counter, pencucian motor, dan salon.
Meskipun merupakan usaha jasa berskala mikro-kecil, memiliki lokasi usaha yang strategis merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap usaha tersebut dan perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Berikut adalah berbagai macam jenis usaha jasa mikro-kecil yang berada di sekitar IAIN Bengkulu.
Para pemilik usaha-usaha jasa tersebut,  memilih lokasi usaha yang sestrategis mungkin serta mempertimbangkan kebutuhan dari para konsumennya yakni mahasiswa-mahasiswi IAIN Bengkulu . Faktor-faktor pemilihan lokasi perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha dalam menentukan lokasi usahanya, karena lokasi usaha tersebut dapay dijadikan sebagai salah satu strategis bisnis. Memilih lokasi usaha yang dekat dengan target pasar merupakan salah satu strategi bisnis selain itu juga memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang diberikan. Selain kedekatan dengan target pasarnya, ketersediaan infrastruktur yang memadai juga perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha. Bagi usaha fotocopy, rental komputer, dan internet café ketersediaan listrik merupakan hal pokok bagi jalannya kegiatan bisnis, karena ketika listrik padam maka otomatis kegiatan bisnis usaha-usaha tersebut terhenti.
Ketersediaan air menjadi kebutuhan pokok bagi usaha jasa pencucian motor, sedangkan bagi usaha laundry dan salon ketersediaan listrik dan juga air menjadi hal penting dalam menunjang kegiatan bisnis. Faktor pemilihan lokasi usaha tidak hanya didasarkan pada faktor kedekatan dengan target pasar dan ketersediaan infrastruktur, terdapat faktor-faktor lainnya yang menjadi pertimbangan pemilik usaha jasa berskala mikro-kecil yang berada disekitar IAIN Bengkulu dalam memilih lokasi usahanya yang pada akhirnya dapat menghantarkan usaha tersebut pada kesuksesan usaha.
Adanya fenomena bisnis dimana usaha jasa selalu mendekat kepada konsumennya dengan harapan usaha jasa tersebut dapat meningkatkan perputaran bisnis usahanya sehingga dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar, mengakibatkan IAIN Bengkulu menjadi magnet bagi pengusaha jasa. IAIN Bengkulu memiliki potensi pasar yang besar, didalamnya banyak mahasiswa-mahasiswi yang belajar menuntut ilmu yang dapat dijadikan target pasar usaha jasa mikro-kecil. Oleh karenanya, banyak pemilik usaha jasa berusaha memperoleh lokasi usaha untuk sedekat mungkin dengan IAIN Bengkulu  meskipun dengan konsekuensi biaya lokasi yang mahal.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha. Diantara faktor-faktor tersebut adalah adanya infrastruktur yang lengkap dan memadai di daerah yang akan didirikan usaha, lingkungan bisnis yang mendukung bagi jalannya usaha tersebut, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh lokasi usaha tersebut. Faktor-faktor pemilihan lokasi usaha tersebut dipertimbangkan oleh pemilik usaha agar mendapatkan tempat usaha yang strategis dengan biaya yang seekonomis mungkin agar tidak membebani investasi awal usaha yang pada akhirnya lokasi usaha yang telah dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut dapat menghantarkanusaha jasa mikro-kecil yang berada disekitar IAIN Bengkulu pada kesuksesan usaha. Latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul : “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap Kesuksesan Usaha Jasa (Studi Pada Usaha Jasa Mikro-Kecil Di Sekitar IAIN Bengkulu)”.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan-pernyataan seperti tersebut di atas muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.      Apa pengaruh faktor kedekatan dengan infrastruktur terhadap kesuksesan usaha?
2.      Apa pengaruh faktor kedekatan dengan lingkungan bisnis terhadap kesuksesan usaha?
3.      Apa pengaruh faktor biaya lokasi kesuksesan usaha?

C.    Tujuan Penelitian 
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.      Untuk menganalisis pengaruh kedekatan dengan infrastruktur terhadap kesuksesan usaha.
2.      Untuk menganalisis pengaruh kedekatan dengan lingkungan bisnis terhadap kesuksesan usaha.
3.      Untuk menganalisis pengaruh biaya lokasi terhadap kesuksesan usaha.

D.    Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi yang dapat memberikan gambaran dari informasi yang jelas tentang pemilihan lokasi usaha yang strategis sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif dan membantu pencapaian kesuksesan usaha khususnya usaha jasa.
E.     Definisi Istilah
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut (Nurul Indarti, 2004).
Namun,penelitian-penelitian tersebut masih didominasi oleh pemilihan lokasi di sektor manufaktur, industri teknologi tinggi, dan perusahaan besar, dimana pemilihan lokasi usaha-usaha tersebut didorong oleh pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan produksi. 
Von Thunnen mengembangkan teori lokasi pada awal abad 19. Thunnen melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya, dari pengamatan tersebut Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian diusahakan menurut pola tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variabel keawetan, berat, dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Asumsi dari teori lokasi Von Thunnen adalah sebagai berikut :
1.      Terdapat suatu daerah terpencil yang terdiri dari daeerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok komoditas pertanian.
2.      Daerah perkotaan tersebut merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain.
3.      Daerah pedalaman tidak menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan tersebut.
4.      Daerah pedalaman merupakan daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah.
5.      Daerah pedalaman dihuni oleh petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat didaerah perkotaan.
6.      Angkutan yang ada hanya angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda.
7.      Biaya angkut ditanggung oleh petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil dalam bentuk segar.
William J. Reilly menerbitkan buku pertamanya tentang model kawasan perdagangan pada tahun 1929. Hukum Reilly menyatakan gravitasi usaha berurusan dengan seberapa besar daerah perkotaan menarik pelanggan dan melayani masyarakat yang lebih kecil di pedesaan. Dua dekade kemudian Paulus Converse merevisi hukum Reilly dengan menentukan batas-batas suatu kawasan perdagangan kota atau membuat sebuah “titik ketidakpedulian” antara dua kota.
Titik ketidakpedulian ini adalah titik dimana pembeli akan acuh tak acuh untuk pergi ke satu kota maupun ke kota lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhannya. Lokasi usaha adalah pemacu biaya yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan) strategi bisnis sebuah usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi usahanya dan beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi.
Pemilihan lokasi usaha mempertimbangkan antara strategi pemasaran jasa dan preferensi pemilik. Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.
Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat, sumber-sumber alam, tenaga kerja, pasar, transport, pembangkit tenaga, dan tanah untuk ekspansi (Harding, 1976 : 67). Lingkungan masyarakat adalah kesediaan dari masyarakat disuatu daerah untuk menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun konsekuensi negatif daripada didirikannya suatu tempat usaha didaerah tersebut merupakan suatu syarat untuk dapat atau tidaknya didirikannya usaha tersebut didaerah itu. Besarnya populasi, kepadatan penduduk, dan karakteristik masyarakat menjadi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan. Basis ekonomi yang ada seperti industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena faktor musiman, dan fasilitas keuangan di daerah sekitar juga harus diperhatikan oleh pemilik dalam memilih lokasi usahanya.
Suatu perusahaan juga senang berdekatan dengan pesaingnya. Trend ini, disebut sebagai clustering, sering terjadi jika sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan juga bakat. Menurut Alcacer (2004) dengan lokasi yang berdekatan dengan pesaing usaha, perusahaan dapat melakukan strategi kompetisi total baik dalam kepemimpinan harga atau jasa lain yang diberikan. Seorang pengusaha harus mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi persaingan yang ada di daerah tersebut.
Kedekatan dengan pasar memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.
Biaya tanah dan pajak lokal kadang-kadang merupakan salah satu faktor pemilihan lokasi, meskipun pada umumnya kedua hal tersebut relatif tidak  penting. Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan biasanya kurang dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya, kadang-kadang seperti faktor kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk menyumbangkan tanah (atau menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu organisasi yang mau mencari di daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu usaha didaerah tersebut akan membawa keuntungan bagi masyarakat disekitarnya.
Suatu usaha apabila terletak jauh daripada suppliernya maka akan semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi barang. Harga jual barang akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan dasar dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga daripada bahan-bahan dasar dan bahan-bahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya yang harus ditanggung oleh supplier untuk mendistribusikan barang tersebut. Pemasok mempunyai pengaruh pada usaha dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan sumber pemasok perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha.
Tersedianya tenaga kerja baik tenaga kerja terdidik ataupun tenaga kerja terlatih yang cukup banyak merupakan faktor yang terpenting. Di dalam penentuan lokasi usaha harus dipertimbangkan  besarnya kebutuhan tenaga kerja baik tenaga kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka harus dipertimbangkan kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut.
Hampir setiap usaha memerlukan tenaga listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi pula letak usaha yang ekonomis. Oleh karena itu, kedekatan dengan infrastruktur perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan juga sarana dan prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah atau nilai kurang dan harus menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi usaha.
Harga tanah dan sewa bangunan di perkotaan harganya lebih mahal dibandingkan didaerah pedesaan. Oleh karena itu, ketersediaan tanah yang luas perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan datang pemilik usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Layout atau penataan ruang usaha perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Hal ini selain memudahkan dalam alur pergerakan pegawai dalam bekerja juga dapat memberikan kenyamanan pada pelanggan serta memberikan ciri khas tempat usaha yang dapat membedakannya dengan para pesaingnya. Tiap-tiap jenis usaha memerlukan penataan ruang yang berbeda, namun satu hal yang sama adalah mempertimbangkan kemudahan pergerakan karyawan dan kenyamanan pelanggan. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan lokasi suatu usaha.
1.      Pemilihan Lokasi Usaha Jasa
Beberapa penelitian sebelumnya mencoba meneliti pemilihan lokasi pada usaha jasa (Schmenner, 1944). Penelitian-penelitian tersebut mencoba meneliti faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha jasa. Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai suatu keputusan investasi yang memiliki tujuan strategis, misalnya untuk mempermudah akses kepada pelanggan.
Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemilik usaha, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.
Tampak jelas bahwa karakteristik usaha jasa dengan usaha manufaktur berbeda. perbedaan yang utama adalah pada waktu produksi dan konsumsi. Usaha jasa selalu berusaha untuk memilih lokasi usaha yang dekat dengan pasar, hal ini karena salah satu karakteristik jasa adalah tidak dapat disimpan sehingga jasa harus diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Sedangkan usaha manufaktur memilih lokasi usahanya berdasarkan pertimbangan kedekatan dengan supply bahan mentah produksinya.
Bagi usaha jasa lokasi yang strategis seringkali lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi biaya. Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi usaha jasa seharusnya adalah pada volume bisnis dan pendapatan. Berikut adalah perbandingan strategi lokasi yang digunakan oleh usaha jasa/eceran/profesional dengan usaha manufaktur.
2.      Strategi Lokasi Usaha Jasa
Metode analisis lokasi tidak ada yang dapat dengan tepat menentukan lokasi suatu usaha jasa. Meskipun pemilik usaha telah berusaha menentukan lokasi usahanya dengan menggunakan metode seoptimal mungkin, namun permasalahan yang tidak terduga dapat datang secara tiba-tiba pada lokasi usaha yang telah dipilih, misalnya peraturan tempat usaha, ketersediaan air, pembuangan limbah, suply tenaga kerja, biaya transportasi, peraturan pajak, penerimaan masyarakat sekitar, dan lain sebagainya yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis. Oleh karena itu, pemilihan lokasi usaha jasa sebaiknya memilih lokasi yang memiliki resiko lokasi yang paling kecil. Salah satu cara memilih lokasi usaha yang baik adalah dengan mengikuti proses pemilihan sistematis (Monks, 1987):
a.       Mendefinisikan objek lokasi usaha.
b.      Mengidentifikasi kriteria pemilihan yang relevant.
c.       Menggunakan model lokasional (model biaya ekonomi, analisis BEP, linear programming, analisis qualitative faktor analysis.)
d.      Mengumpulkan data lokasi yang akan dijadikan tempat usaha dan alternatif lokasi lain.
e.       Memilih lokasi yang memiliki pemenuhan kriteria paling banyak.
Analisis lokasi jasa dapat dibedakan dalam dua kategori: layanan menetap (fixed service) dan layanan kirim (delivery service). Layanan menetap dikonsumsi di fasilitas tempat jasa (layanan) ini disiapkan. Sebaliknya, layanan kirim diberikan di tempat layanan itu dibutuhkan.
Seorang pemilik usaha berusaha untuk menentukan tempat yang tepat harus mempertimbangkan faktor-faktor tempat berikut dalam mengambil keputusan: (1) area pasar, (2) cakupan pasar, dan (3) tata letak dan desain tempat usaha. Lokasi usaha sangatlah penting karena membantu dalam menentukan bauran konsumen dan persaingan. Sekali lokasi usaha dipilih maka akan sulit untuk memindahkannya.
Pasar adalah wilayah geografis di mana pembeli dan penjual bertemu untuk menukar uang untuk produk dan jasa. Pasar yang tepat untuk usaha jasa adalah daerah yang mengandung cukup banyak orang untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada keuntungan. Layout dan desain tempat adalah dua elemen penting yang harus dipertimbangkan usaha jasa dalam menciptakan suasana belanja yang tepat untuk target pasarnya.  Jasa tidak dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti halnya barang fisik, misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya disampaikan kepada konsumen akhir. Akan tetapi dalam pemasaran jasa terdapat dua kemungkinan, yaitu pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa (mahasiswa mendatangi tempat fotocopy). Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa yang mendatangi pelanggan (layanan perawatan wajah door to door).
Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu usaha jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah. Karena keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka suatu penyedia jasa haruslah benar-benar mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap perubahan-perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan di masa mendatang.
Competitive positioning adalah metode-metode yang digunakan agar suatu usaha dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing. Misalnya jika suatu usaha berhasil memperoleh dan mempertahankan lokasi yang strategis (lokasi sentral dan utama), maka hal tersebut dapat menjadi hambatan bagi para pesaing untuk ikut masuk ke pasar.

No comments:

Post a Comment