ANALISIS FAKTOR LOKASI
USAHA YANG MEMPENAGRUHI KESUKSESAN BISNIS DI SEKITAR KAMPUS IAIN BENGKULU
A.
Latar belakang
Adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan perbedaan
kekuatan dan/atau kelemahan organisasi, sering karena faktor-faktor lokasi. Dalam
situasi persaingan, faktor-faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor kritis
yang membuatnya
sangat penting (T. Hani Handoko, 2000 : 65). Agar usaha yang dijalankan dapat
bersaing secara efektif, lokasi usaha haruslah strategis dan mudah untuk
dijangkau.
Pemilihan lokasi suatu organisasi (perusahaan) akan mempengaruhi
risiko dan keuntungan perusahaan tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi
sangat
mempengaruhi
biaya tetap maupun biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka
panjang. Sebagai contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual
produk (tergantung kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang
diberikan). Hal ini berarti bahwa seperempat total pendapatan perusahaan
mungkin dibutuhkan hanya untuk menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang
masuk dan produk jasa yang keluar dari perusahaan (Heizer dan Render, 2004 :
410).
Memilih lokasi yang tepat berarti menghindari sebanyak mungkin
efek-efek negatif yang mungkin timbul dan mendapatkan lokasi yang memiliki
paling banyak faktor-faktor positif. Sekali organisasi menentukan letak lokasi
usahanya untuk beroperasi di suatu daerah tertentu, maka akan banyak biaya yang
timbul dan sulit untuk dikurangi.
Keputusan lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Untuk
keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi
untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa profesional,
strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun
demikian, strategi lokasi pemilihan gudang, dapat ditentukan oleh kombinasi
antara biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi
adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.
Tanpa perencanaan lokasi yang tepat, perusahaan dapat membuat
kesalahan - kesalahan dalam pemilihan lokasi. Suatu perusahaan mungkin memilih
lokasi tanpa mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja di daerah tersebut, dan
beberapa bulan setelahnya perusahaan menghadapi masalah tenaga kerja.
Perusahaan lain memutuskan membeli tanah untuk lokasi pabrik dengan harga yang
murah, tetapi kemudian disadari bahwa kondisi tanah di lokasi tersebut jelek
sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra dalam membangun fondasinya.
Kesalahan - kesalahan seperti yang disebutkan diatas dapat mengakibatkan
perusahaan beroperasi dengan tidak efisien dan efektif.
Faktor-faktor penting yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
masing - masing
perusahaan berbeda. Bagi suatu perusahaan mungkin faktor terpenting adalah
dekat dengan pasar. Tetapi mungkin yang lebih penting bagi perusahaan lain
adalah dekat dengan sumber-sumber penyediaan bahan dan komponen. Beberapa
perusahaan lainnya mungkin mempertimbangkan faktor lokasi dimana tersedia
tenaga kerja yang mencukupi kebutuhan perusahaan, ataupun biaya transportasi
yang sangat tinggi bila produk berat dan besar.
Jadi, alasan utama terjadinya perbedaan dalam pemilihan lokasi
adalah adanya perbedaan kebutuhan masing-masing perusahaan. Lokasi yang baik
adalah persoalan individual. Hal ini sering disebut pendekatan “situasional” atau
“contingency” untuk pembuatan keputusan – bila dinyatakan secara sederhana,
“semuanya bergantung” (T. Hani Handoko, 2000 : 67).
Di dalam bukunya, Hani Handoko (2000) menyebutkan faktor-faktor
yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi perusahaan,
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan masyarakat, kesediaan masyarakat suatu daerah menerima
segala konsekuensi, baik konsekuensi positif maupun negatif didirikannya suatu
pabrik didaerah tersebut merupakan suatu syarat penting. Perusahaan perlu
memperhatikan nilai-nilai lingkungan dan ekologi dimana perusahaan akan
berlokasi, karena pabrik-pabrik sering memproduksi limbah dalam berbagai bentuk
air, udara, atau limbah zat padat yang telah tercemar, dan sering menimbulkan
suara bising. Di lain pihak, masyarakat membutuhkan industri atau perusahan
karena menyediakan lapangan pekerjaan dan uang yang dibawa industri ke
masyarakat. Lingkungan masyarakat yang menyenangkan bagi kehidupan karyawan dan
eksekutif juga memungkinkan mereka melakukan pekerjaan dengan lebih baik.
Tersedianya fasilitas sekolah, rekreasi, kegiatan-kegiatan budaya dan olahraga
adalah bagian penting dari keputusan ini.
2. Kedekatan dengan pasar. Dekat dengan pasar akan membuat perusahaan
dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para langganan, dan sering
mengurangi biaya distribusi. Perlu dipertimbangkan juga apakah pasar perusahaan
tersebut luas ataukah hanya melayani sebagian kecil masyarakat, produk mudah
rusak atau tidak, berat produk, dan proporsi biaya distribusi barang jadi pada
total biaya. Perusahaan besar dengan jangkauan pasar yang luas, dapat
mendirikan pabrik-pabriknya di banyak tempat untuk mendekati pasar.
3. Tenaga kerja. Di manapun lokasi perusahaan, harus mempunyai tenaga
kerja, karena itu cukup tersedianya tenaga kerja merupakan hal yang mendasar.
Bagi banyak perusahaan sekarang kebiasaan dan sikap calon pekerja suatu daerah
lebih penting dari ketrampilan dan pendidikan, karena jarang perusahaan yang
dapat menemukan tenaga kerja baru yang telah siap pakai untuk pekerjaan yang
sangat bervariasi dan tingkat spesialisasi yang sangat tinggi, sehingga
perusahaan harus menyelenggarakan program latihan khusus bagi tenaga kerja
baru. Orang - orang dari suatu daerah dapat menjadi tenaga kerja yang lebih baik
dibanding dari daerah lain, seperti tercermin pada tingkat absensi yang berbeda
dan semangat kerja mereka. Disamping itu, penarikan tenaga kerja, kuantitas dan
jarak, tingkat upah yang berlaku, serta persaingan antar perusahaan dalam
memperebutkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan
perusahaan.
4. Kedekatan dengan bahan mentah dan supplier. Apabila bahan mentah
berat dan susut cukup besar dalam proses produksi maka perusahaan lebih baik
berlokasi dekat dengan bahan mentah, misal pabrik semen, kayu, kertas, dan
baja. Tetapi bila produk jadi lebih berat, besar, dan bernilai rendah maka
lokasi dipilih sebaliknya. Begitu juga bila bahan mentah lekas rusak, seperti
perusahaan buah-buahan dalam kaleng, lebih baik dekat dengan bahan mentah.
Lebih dekat dengan bahan mentah dan para penyedia (supplier) memungkinkan suatu
perusahaan mendapatkan pelayanan supplier yang lebih baik dan menghemat biaya pengadaan
bahan.
5. Fasilitas dan biaya transportasi. Tersedianya fasilitas
transportasi baik lewat darat, udara, dan air akan melancarkan pengadaan
faktor-faktor produksi dan penyaluran produk perusahaan. Pentingnya
pertimbangan biaya transportasi tergantung “sumbangannya” terhadap total biaya,
contoh untuk perusahaan komputer yang biaya transportasinya hanya sekitar 1
atau 2% dari total biaya, tidak jadi masalah di manapun lokasi perusahaan
berada dibanding bagi perusahaan semen. Untuk banyak perusahaan perbedaan biaya
transportasi tidak sepenting perbedaan upah tenaga kerja. Tetapi, bagaimanapun
juga, biaya transportasi tidak dapat dihilangkan di manapun perusahaan
berlokasi, karena produk perusahaan harus disalurkan dari produsen bahan mentah
ke pemakai terakhir ; jadi, fasilitas seharusnya berlokasi di antara sumber
bahan mentah dan pasar yang meminimumkan biaya transportasi. Dekat dengan bahan
mentah akan mengurangi biaya pengangkutan bahan mentah, tetapi biaya
pengangkutan pengiriman produk jadi meningkat. Sebaliknya, lokasi dekat pasar
akan menghemat biaya pengangkutan produk jadi tetapi menaikkan biaya
pengangkutan bahan mentah.
6. Sumber daya-sumber daya (alam) lainnya. Perusahaan-perusahaan
seperti pabrik kertas, baja, karet, kulit, gula, tenun, pemrosesan makanan,
alumunium dan sebagainya sangat memerlukan air dalam kuantitas yang besar.
Selain itu hampir setiap industri memerlukan baik tenaga yang dibangkitkan dari
aliran listrik, diesel, air, angin, dan lain-lain. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan tersedianya sumber daya-sumber daya (alam) dengan murah dan
mencukupi. Selain faktor-faktor tersebut di atas, berbagai faktor lainnya
berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi : harga tanah,
dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan
relokasi, kedekatan dengan pabrik - pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para pesaing,
tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan, serta
konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.
Penelitian mengenai pemilihan lokasi lebih sering dilakukan untuk
pemilihan lokasi pabrik, gudang, dan bisnis ritel. Namun pemilihan lokasi usaha
tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Usaha jasa berskala
mikro-kecil pun juga perlu memilih lokasi usaha yang strategis agar dapat terus
berjalan.
Ada banyak faktor yang
menentukan kesuksesan suatu usaha. Salah satu faktor tersebut adalah ketepatan
pemilihan lokasi. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh seorang pengusaha sebelum membuka usahanya. Hal ini
terjadi karena pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan
suatu usaha. Hal ini juga berlaku untuk usaha jasa karena usaha jasa diharuskan
untuk memelihara hubungan yang dekat dengan pelanggan.Usaha-usaha yang bergerak
dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka
sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan
Keberadaan IAIN Bengkulu merupakan magnet bagi seorang pengusaha untuk mendirikan
usaha jasa disekitarnya.
Hal ini tidak terlepas dari terciptanya pasar yang sangat
potensial dari keberadaan IAIN Bengkulu itu sendiri. Banyaknya mahasiswa yang
kuliah di IAIN Bengkulu merupakan pasar yang sangat potensial untuk dijadikan
lahan bisnis. Hal inilah yang menyebabkan fenomena menjamurnya usaha jasa yang
didirikan di sekitar IAIN Bengkulu. Bagi usaha jasa, lokasi yang strategis
seringkali lebih penting dari pada faktor-faktor yang lain. Hal ini berarti
bahwa pengusaha rela membayar biaya yang lebih besar untuk pemilihan lokasi
dengan mengharapkan pendapatan besar sebagai akibat pemilihan lokasi yang
tepat.
Hal ini juga terjadi pada usaha jasa yang berdiri disekitar IAIN
Bengkulu, para pengusaha tidak peduli dengan harga sewa yang mahal karena dekat
dengan IAIN Bengkulu serta berada di pusat kota. Mereka rela membayar mahal
untuk membuka usaha dilokasi ini dengan mengharapkan pendapatan yang besar
mengingat adanya pasar yang potensial akibat adanya mahasiswa yang kuliah di IAIN
Bengkulu . Disamping faktor biaya, faktor
kedekatan
dengan infrastruktur dan kedekatan dengan lingkungan bisnis merupakan hal-hal
yang diperhatikan pengusaha sebelum mendirikan usaha di sekitar kampus
Undip Pleburan.
Dewasa ini, sektor jasa telah mengalami peningkatan yang dramatis
dibanding dekade sebelumnya. Dari sekian banyak jenis jasa yang berkembang
diantaranya adalah asuransi, telekomunikasi, hiburan televisi, pendidikan,
binatu, reparasi, dan jasa finansial. Tidak terkecuali usaha jasa berskala
mikro-kecil disekitar IAIN Bengkulu. Banyak usaha jasa baru atau pun usaha jasa
lama yang telah dilengkapi dengan fasilitas modern bermunculan. Usaha-usaha
jasa tersebut adalah usaha fotocopy, jasa persewaan, internet café baik yang
dilengkapi dengan hot spot area maupun tidak, wartel, laundry, bengkel,
counter, pencucian motor, dan salon.
Meskipun merupakan usaha jasa berskala mikro-kecil, memiliki
lokasi usaha yang strategis merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap usaha
tersebut dan perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Berikut adalah berbagai
macam jenis usaha jasa mikro-kecil yang berada di sekitar IAIN Bengkulu.
Para pemilik usaha-usaha jasa tersebut, memilih lokasi usaha yang sestrategis mungkin
serta mempertimbangkan kebutuhan dari para konsumennya yakni mahasiswa-mahasiswi IAIN
Bengkulu . Faktor-faktor pemilihan lokasi perlu dipertimbangkan oleh pemilik
usaha dalam menentukan lokasi usahanya, karena lokasi usaha tersebut dapay
dijadikan sebagai salah satu strategis bisnis. Memilih lokasi usaha yang dekat
dengan target pasar merupakan salah satu strategi bisnis selain itu juga
memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang diberikan. Selain kedekatan
dengan target pasarnya, ketersediaan infrastruktur yang memadai juga perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha. Bagi usaha fotocopy, rental
komputer, dan internet café
ketersediaan listrik merupakan hal pokok bagi jalannya kegiatan
bisnis, karena ketika listrik padam maka otomatis kegiatan bisnis usaha-usaha
tersebut terhenti.
Ketersediaan air menjadi kebutuhan pokok bagi usaha jasa pencucian
motor, sedangkan bagi usaha laundry dan salon ketersediaan listrik dan juga air
menjadi hal penting dalam menunjang kegiatan bisnis. Faktor pemilihan lokasi
usaha tidak hanya didasarkan pada faktor kedekatan dengan target pasar dan
ketersediaan infrastruktur, terdapat faktor-faktor lainnya yang menjadi
pertimbangan pemilik usaha jasa berskala mikro-kecil yang berada disekitar IAIN
Bengkulu dalam memilih lokasi usahanya yang pada akhirnya dapat menghantarkan
usaha tersebut pada kesuksesan usaha.
Adanya fenomena bisnis dimana usaha jasa selalu mendekat kepada
konsumennya dengan harapan usaha jasa tersebut dapat meningkatkan perputaran
bisnis usahanya sehingga dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar,
mengakibatkan IAIN Bengkulu menjadi magnet bagi pengusaha jasa. IAIN Bengkulu
memiliki potensi pasar yang besar, didalamnya banyak mahasiswa-mahasiswi yang
belajar menuntut ilmu yang dapat dijadikan target pasar usaha jasa mikro-kecil.
Oleh karenanya, banyak pemilik usaha jasa berusaha memperoleh lokasi usaha
untuk sedekat mungkin dengan IAIN Bengkulu meskipun dengan
konsekuensi biaya lokasi yang mahal.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha.
Diantara faktor-faktor tersebut adalah adanya infrastruktur yang lengkap dan
memadai di daerah yang akan didirikan usaha, lingkungan bisnis yang mendukung
bagi jalannya
usaha tersebut, serta biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh lokasi
usaha tersebut.
Faktor-faktor pemilihan lokasi usaha tersebut dipertimbangkan oleh pemilik
usaha agar mendapatkan tempat usaha yang strategis dengan biaya yang seekonomis
mungkin agar tidak membebani investasi awal usaha yang pada akhirnya lokasi
usaha yang telah
dipilih dengan mempertimbangkan faktor-faktor pemilihan lokasi tersebut dapat
menghantarkanusaha jasa mikro-kecil yang berada disekitar IAIN Bengkulu pada
kesuksesan usaha. Latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi
dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul :
“Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Terhadap
Kesuksesan Usaha Jasa (Studi Pada Usaha Jasa Mikro-Kecil Di Sekitar IAIN Bengkulu)”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pernyataan-pernyataan seperti tersebut di atas muncul
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1.
Apa pengaruh faktor
kedekatan dengan infrastruktur terhadap kesuksesan usaha?
2.
Apa pengaruh faktor
kedekatan dengan lingkungan bisnis terhadap kesuksesan usaha?
3.
Apa pengaruh faktor biaya
lokasi kesuksesan usaha?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk menganalisis pengaruh
kedekatan dengan infrastruktur terhadap kesuksesan usaha.
2.
Untuk menganalisis pengaruh
kedekatan dengan lingkungan bisnis terhadap kesuksesan usaha.
3.
Untuk menganalisis pengaruh
biaya lokasi terhadap kesuksesan usaha.
D.
Kegunaan Penelitian
Hasil yang diperoleh dari
penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi yang
dapat memberikan gambaran dari informasi yang jelas tentang pemilihan lokasi
usaha yang strategis sehingga dapat memberikan keunggulan kompetitif dan
membantu pencapaian kesuksesan usaha khususnya usaha jasa.
E.
Definisi Istilah
Pemilihan lokasi usaha merupakan salah
satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian
terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut
(Nurul Indarti, 2004).
Namun,penelitian-penelitian tersebut
masih didominasi oleh pemilihan lokasi di sektor manufaktur, industri teknologi
tinggi, dan perusahaan besar,
dimana pemilihan lokasi usaha-usaha tersebut didorong oleh
pertimbangan besarnya biaya transportasi bahan produksi.
Von Thunnen mengembangkan teori lokasi
pada awal abad 19. Thunnen melakukan pengamatan di daerah tempat tinggalnya,
dari pengamatan tersebut Thunnen menemukan berbagai komoditas pertanian
diusahakan menurut pola tertentu. Dengan memperhatikan jarak tempuh antara
daerah produksi dan pasar, pola tersebut memasukkan variabel keawetan, berat,
dan harga dari berbagai komoditas pertanian. Asumsi dari teori lokasi Von
Thunnen adalah sebagai berikut :
1.
Terdapat suatu daerah
terpencil yang terdiri dari daeerah perkotaan dengan daerah pedalamannya yang
merupakan satu-satunya daerah pemasok kebutuhan pokok komoditas pertanian.
2.
Daerah perkotaan tersebut
merupakan daerah penjualan kelebihan produksi daerah pedalaman dan tidak
menerima penjualan hasil pertanian dari daerah lain.
3.
Daerah pedalaman tidak
menjual kelebihan produksinya ke daerah lain kecuali ke daerah perkotaan
tersebut.
4.
Daerah pedalaman merupakan
daerah homogen dan cocok untuk tanaman dan peternakan dataran menengah.
5.
Daerah pedalaman dihuni oleh
petani yang berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimum dan mampu untuk
menyesuaikan hasil tanaman dan peternakannya dengan permintaan yang terdapat
didaerah perkotaan.
6.
Angkutan yang ada hanya
angkutan darat berupa gerobag yang dihela kuda.
7.
Biaya angkut ditanggung oleh
petani dan besarnya sebanding dengan jarak yang ditempuh. Petani menjual hasil
dalam bentuk segar.
William J. Reilly menerbitkan buku
pertamanya tentang model kawasan perdagangan pada tahun 1929. Hukum Reilly
menyatakan gravitasi usaha berurusan dengan seberapa besar daerah perkotaan
menarik pelanggan dan melayani masyarakat yang lebih kecil di pedesaan. Dua
dekade kemudian Paulus Converse merevisi hukum Reilly dengan menentukan batas-batas suatu
kawasan perdagangan
kota atau membuat sebuah “titik ketidakpedulian” antara dua kota.
Titik ketidakpedulian ini adalah titik
dimana pembeli akan acuh tak acuh untuk pergi ke satu kota maupun ke kota
lainnya dalam upaya pemenuhan kebutuhannya. Lokasi usaha adalah pemacu biaya
yang begitu signifikan, lokasi usaha sepenuhnya memiliki kekuatan untuk membuat (atau menghancurkan)
strategi bisnis sebuah usaha. Disaat pemilik usaha telah memutuskan lokasi
usahanya dan beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak biaya akan menjadi
tetap dan sulit untuk dikurangi.
Pemilihan lokasi usaha mempertimbangkan
antara strategi pemasaran jasa dan preferensi pemilik. Kedekatan dengan pasar
memungkinkan sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
pelanggan, dan sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut,
memberikan layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha
yang bergerak dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan
mereka sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.
Harding di dalam bukunya menjelaskan beberapa
faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi yakni lingkungan masyarakat,
sumber-sumber alam, tenaga
kerja, pasar, transport, pembangkit tenaga, dan tanah untuk ekspansi
(Harding, 1976 : 67). Lingkungan masyarakat adalah kesediaan dari masyarakat disuatu
daerah untuk menerima segala konsekuensi baik konsekuensi positif maupun konsekuensi
negatif daripada didirikannya suatu tempat usaha didaerah tersebut merupakan
suatu syarat untuk dapat atau tidaknya didirikannya usaha tersebut didaerah
itu. Besarnya populasi, kepadatan penduduk, dan karakteristik masyarakat
menjadi faktor dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan. Basis ekonomi
yang ada seperti industri daerah setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi
karena faktor musiman, dan fasilitas keuangan di daerah sekitar juga harus
diperhatikan oleh pemilik dalam memilih lokasi usahanya.
Suatu perusahaan juga senang berdekatan
dengan pesaingnya. Trend ini, disebut sebagai clustering, sering terjadi jika
sumber daya utama ditemukan di wilayah tersebut. Sumber daya ini meliputi
sumber daya alam, informasi, modal proyek, dan juga bakat. Menurut Alcacer
(2004) dengan lokasi yang berdekatan dengan pesaing usaha, perusahaan dapat
melakukan strategi kompetisi total baik dalam kepemimpinan harga atau jasa lain
yang diberikan. Seorang pengusaha harus mengenali jumlah dan ukuran usaha lain serta situasi
persaingan yang ada di daerah tersebut.
Kedekatan dengan pasar memungkinkan
sebuah organisasi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan, dan
sering menghemat biaya pengiriman. Dari kedua keuntungan tersebut, memberikan
layanan yang lebih baik biasanya adalah lebih penting. Usaha-usaha yang bergerak
dibidang jasa harus lebih mendekatkan diri dengan semua pelanggan mereka
sehingga mereka bisa dekat dengan pasar mereka.
Biaya tanah dan pajak lokal
kadang-kadang merupakan salah satu faktor pemilihan lokasi, meskipun pada
umumnya kedua hal tersebut relatif tidak penting. Biaya tempat, termasuk pajak dan lansekap, mungkin hanya 3% dan
biasanya kurang dari 10% dari total biaya fasilitas. Pada kenyataannya,
kadang-kadang seperti faktor kecil bahwa masyarakat industri menginginkan untuk
menyumbangkan tanah (atau menawarkannya dengan harga spesial) untuk suatu
organisasi yang mau mencari di daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena
adanya suatu usaha didaerah tersebut akan membawa keuntungan bagi masyarakat
disekitarnya.
Suatu usaha apabila terletak jauh
daripada suppliernya maka akan semakin tinggi biaya transportasi dan distribusi
barang. Harga jual barang akan sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan
dasar dan bahan-bahan lainnya yang diperlukan dalam proses produksi. Harga
daripada bahan-bahan dasar dan bahan-bahan pembantu dipengaruhi pula oleh biaya
yang harus ditanggung oleh supplier untuk mendistribusikan barang tersebut.
Pemasok mempunyai pengaruh pada usaha dalam hal kecepatan penyediaan, kualitas
produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan lain-lain sehingga kedekatan dengan
sumber pemasok perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha.
Tersedianya tenaga kerja baik tenaga
kerja terdidik ataupun tenaga kerja terlatih yang cukup banyak merupakan faktor
yang terpenting. Di dalam penentuan lokasi usaha harus dipertimbangkan besarnya kebutuhan tenaga kerja baik tenaga
kerja skilled, trained dan unskilled. Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan maka
harus dipertimbangkan kemungkinan tersedianya tenaga-tenaga tersebut.
Hampir setiap usaha memerlukan tenaga
listrik yang sering di dalam hal ini mempengaruhi pula letak usaha yang ekonomis.
Oleh karena itu, kedekatan
dengan infrastruktur perlu diperhatikan. Tersedianya pembangkit
tenaga listrik dan air, faktor lebar jalan, kondisi jalan, dan juga sarana dan
prasarana transportasi akan menjadi nilai tambah atau nilai kurang dan harus
menjadi perhatian penting dalam pemilihan lokasi usaha.
Harga tanah dan sewa bangunan di
perkotaan harganya lebih mahal dibandingkan didaerah pedesaan. Oleh karena itu,
ketersediaan tanah yang luas
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha jika dimasa yang akan
datang pemilik usaha memiliki rencana untuk melakukan ekspansi. Layout atau
penataan ruang usaha perlu dipertimbangkan oleh pemilik usaha. Hal ini selain
memudahkan dalam alur pergerakan pegawai dalam bekerja juga dapat memberikan
kenyamanan pada pelanggan serta memberikan ciri khas tempat usaha yang dapat
membedakannya dengan para pesaingnya. Tiap-tiap jenis usaha memerlukan penataan
ruang yang berbeda, namun satu hal yang sama adalah mempertimbangkan kemudahan
pergerakan karyawan dan kenyamanan pelanggan. Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan
lokasi suatu usaha.
1. Pemilihan Lokasi Usaha Jasa
Beberapa penelitian
sebelumnya mencoba meneliti pemilihan lokasi pada usaha jasa (Schmenner, 1944).
Penelitian-penelitian tersebut mencoba meneliti faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi usaha jasa. Pemilihan lokasi usaha dapat dianggap sebagai
suatu keputusan investasi yang memiliki tujuan strategis, misalnya untuk
mempermudah akses kepada pelanggan.
Menentukan lokasi tempat
untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemilik usaha, karena
keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai.
Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus
membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya.
Tampak jelas bahwa
karakteristik usaha jasa dengan usaha manufaktur berbeda. perbedaan yang utama
adalah pada waktu produksi dan konsumsi. Usaha jasa selalu berusaha untuk
memilih lokasi usaha yang dekat dengan pasar, hal ini karena salah satu
karakteristik jasa adalah tidak dapat disimpan sehingga jasa harus diproduksi
dan dikonsumsi secara bersamaan. Sedangkan usaha manufaktur memilih lokasi
usahanya berdasarkan pertimbangan kedekatan dengan supply bahan mentah
produksinya.
Bagi usaha jasa lokasi yang
strategis seringkali lebih mempengaruhi pendapatan daripada mempengaruhi biaya.
Hal ini berarti bahwa fokus lokasi bagi usaha jasa seharusnya adalah pada
volume bisnis dan pendapatan. Berikut adalah perbandingan strategi lokasi yang
digunakan oleh usaha jasa/eceran/profesional dengan usaha manufaktur.
2. Strategi Lokasi Usaha Jasa
Metode analisis lokasi tidak
ada yang dapat dengan tepat menentukan lokasi suatu usaha jasa. Meskipun
pemilik usaha telah berusaha menentukan lokasi usahanya dengan menggunakan
metode seoptimal mungkin, namun permasalahan yang tidak terduga dapat datang secara
tiba-tiba pada lokasi usaha yang telah dipilih, misalnya peraturan tempat
usaha, ketersediaan air, pembuangan limbah, suply tenaga kerja, biaya
transportasi, peraturan pajak, penerimaan masyarakat sekitar, dan lain
sebagainya yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan bisnis. Oleh karena itu,
pemilihan lokasi usaha jasa sebaiknya memilih lokasi yang memiliki resiko
lokasi yang paling kecil. Salah satu cara memilih lokasi usaha yang baik adalah
dengan mengikuti proses pemilihan sistematis (Monks, 1987):
a.
Mendefinisikan objek lokasi
usaha.
b.
Mengidentifikasi kriteria
pemilihan yang relevant.
c.
Menggunakan model lokasional
(model biaya ekonomi, analisis BEP, linear programming, analisis qualitative
faktor analysis.)
d.
Mengumpulkan data lokasi
yang akan dijadikan tempat usaha dan alternatif lokasi lain.
e.
Memilih lokasi yang memiliki
pemenuhan kriteria paling banyak.
Analisis lokasi jasa dapat dibedakan dalam dua kategori: layanan
menetap (fixed service) dan layanan kirim (delivery service). Layanan menetap
dikonsumsi di fasilitas tempat jasa (layanan) ini disiapkan. Sebaliknya,
layanan kirim diberikan di tempat layanan itu dibutuhkan.
Seorang pemilik usaha berusaha untuk menentukan tempat yang tepat
harus mempertimbangkan faktor-faktor tempat berikut dalam mengambil keputusan:
(1) area pasar, (2) cakupan pasar, dan (3) tata letak dan desain tempat usaha.
Lokasi usaha sangatlah penting karena membantu dalam menentukan bauran konsumen
dan persaingan. Sekali lokasi usaha dipilih maka akan sulit untuk
memindahkannya.
Pasar adalah wilayah geografis di mana pembeli dan penjual bertemu
untuk menukar uang untuk produk dan jasa. Pasar yang tepat untuk usaha jasa
adalah daerah yang mengandung cukup banyak orang untuk memenuhi kebutuhan
konsumen pada keuntungan. Layout dan desain tempat adalah dua elemen penting
yang harus dipertimbangkan usaha jasa dalam menciptakan suasana belanja yang
tepat untuk target pasarnya. Jasa tidak
dipasarkan melalui saluran distribusi tradisional seperti halnya barang fisik,
misalnya dari pabrik ke pedagang grosir, kemudian ke pengecer untuk selanjutnya
disampaikan kepada konsumen akhir. Akan tetapi dalam pemasaran jasa terdapat
dua kemungkinan, yaitu pertama, pelanggan mendatangi lokasi fasilitas jasa
(mahasiswa mendatangi tempat fotocopy). Kemungkinan kedua adalah penyedia jasa
yang mendatangi pelanggan (layanan perawatan wajah door to door).
Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu
usaha jasa dapat bereaksi terhadap situasi ekonomi yang berubah. Karena
keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap
aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka suatu penyedia jasa haruslah
benar-benar mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap
perubahan-perubahan ekonomi, demografis, budaya, dan persaingan di masa
mendatang.
Competitive positioning adalah metode-metode yang digunakan agar
suatu usaha dapat mengembangkan posisi relatifnya dibandingkan para pesaing.
Misalnya jika suatu usaha berhasil memperoleh dan mempertahankan lokasi yang strategis
(lokasi sentral dan utama), maka hal tersebut dapat menjadi hambatan bagi para
pesaing untuk ikut masuk ke pasar.
No comments:
Post a Comment