BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini semakin pesat ditandai dengan
tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat. Keadaan
tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk mempertahankan
kelangsungan hidup, mengembangkan perusahaan, memperoleh laba optimal serta
dapat memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing dimana untuk mencapai tujuan tersebut
tidak terlepas dari usaha pemasaran yang harus dipikirkan dan direncanakan
sebelum produk. Menyadari hal itu, pemasaran merupakan salah satu kegiatan
pokok yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuan.
Kegiatan –
kegiatan seperti pengembangan produk, penelitian komunikasi, distribusi,
penetapan harga dan pelayanan merupakan inti kegiatan pemasaran. Fungsi
pemasaran memegang peranan yang sangat penting bagi perusahaan dalam
menjalankan semua aktifitas yang berhubungan dengan arus barang dan jasa sejak
dari produsen sampai konsumen akhir.
Dalam
perkembangannya saat ini kebutuhan makanan dengan berbagai bentuk dan rasa
telah dijadikan sebagai sarana usaha untuk mencari penghasilan. Oleh karena
itu, berbagai jenis bentuk dan rasa makanan telah banyak ditawarkan oleh para
pelaku ekonomi yang bergerak dalam industri makanan dan minuman.
Kebab Turki Baba Rafi mencoba ikut ambil
bagian dalam bisnis makanan ini. Menu utama dari outlet ini adalah
kebab.Kebab merupakan makanan khas Timur Tengah dengan komposisi daging sapi
panggang yang lezat, sayuran segar, dan saus mayonnaise istimewa yang diracik
secara khusus dalam gulungan tortila. Kebab Turki ini diaplikasikan di Indonesia
dengan bahan baku
yang sama dan rasa yang tidak jauh berbeda dari aslinya. Untuk pengelolaannya
daging dengan ukuran besar diasap, baru dipotong, dan diiris tipis – tipis
dengan begitu aroma asap membuat daging terasa nikmat. Sedangkan untuk bumbu
dan saos dibuat sedikit manis yang disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Makanan
Kebab sangat digemari di Timur Tengah, yang juga populer di Eropa serta di
Negara lain. Bahkan di Indonesia diminati sebagai makanan yang menarik, unik,
dan lezat. Harga yang terjangkau semua kalangan mulai dari Rp. 6.500/ bungkus sampai dengan
Rp. 9.000/ bungkus ditambah lagi dengan kemasan yang menarik serta kekhasannya
yang bernuansa Timur Tengah mengingatkan konsumen akan suasana makanan saat
ibadah haji di Mekkah.
Menu yang
ditawarkan Kebab Turki Baba Rafi pun terus bertambah. Kini ada 9 macam varian,
semuanya dikemas seperti makanan ala franchise. Outlet-nya pun memiliki
banyak Style, mulai dari yang berkarakter outdoor sampai yang
berkarakter indoor.
Sejak 2004
lalu, Baba rafi telah menggunakan sistem
franchise ( waralaba ) dalam mengoperasikan Kebab Turki – nya. Di
usianya yang baru tiga tahun, outlet ini bisa berkembang begitu cepat.
Sampai bulan Juli 2007 Kebab Turki Baba Rafi telah beroperasi lebih
memiliki 152 cabang franchise
yang terletak di 31 kota besar yang berada di Pulau Sumatra, Sulawesi,
Kalimantan, Jawa dan Bali. Tersebar di beberapa kota di Indonesia. Mulai Surabaya,
Yogyakarta, Gresik, Jember, Banjarmasin, Pekan Baru, Sukabumi, Tasikmalaya,
Jakarta, Bekasi, Bogor, Malang, Probolinggo, Sidoarjo, Medan, Bali, Makasar,
Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Cilacap, Solo, Kudus, Cimahi, Pasuruan, Kediri,
Lampung, Semarang, Batam, Padang, dan Bandung.
Kebab Turki
Baba Rafi yang saat ini terus berusaha untuk meningkatkan penjualannya. Adanya
perilaku konsumen ikut menentukan tercapainya tujuan perusahaan. Perilaku
konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan prodak
untuk memenuhi kebutuhan. Lamb, Hair
( 2001, hal. 188 ) perilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan
dalam membuat keputusan membeli, juga menggunakan dan mengatur barang dan jasa
yang dibeli, juga termasuk faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian dan penggunaan produk. Faktor utama mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor
kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok
refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti
usia, tahap siklus hidup, kepribadiaan dan konsep diri serta faktor psikologis
seperti motivasi, persepsi, belajar kepercayaan dan sikap. Perusahaan dalam
menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga
dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki
strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah
untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan
dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan.
Konsumen
yang potensial akan mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai faktor yang
berkaitan dengan produk yang ditawarkan seperti harga, fasilitas, lokasi, pelayanan dan berbagai
faktor pendukung lain sebelum memilih atau mengambil keputusan dan mencari
alternatif yang dapat memberi kepuasan tertinggi dalam mengkonsumsi suatu produk. Hal
tersebut harus diperhatikan oleh pemasar agar tujuan perusahaan dalam hal
memuaskan kebutuhan konsumen dapat tercapai sesuai dengan konsep pemasaran
bahwa kepuasan kosumen merupakan syarat bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Faktor yang
akan menentukan apakah dalam jangka panjang perusahaan akan memperoleh
keuntungan atau tidak adalah banyak sedikitnya yang akan diterima konsumen dari
produk yang ditawarkan. Daromi,S dan Sri Hardjanti Santosa ( 1992, hal. 19 ) adapun prodak dapat
dirumuskan sebagai sekumpulan atribut berwujud ataupun tidak, yang didalamnya
tercakup warna, harga, kemasan, prestis serta pelayanan yang mungkin diterima
oleh pembeli, sebagai suatu yang dapat memuaskan kebutuhannya. Dengan
demikian atribut produk sangatlah penting untuk dijadikan dasar oleh konsumen dalam
pembelian sebuah produk, sebab untuk melakukan pembelian pembelian konsumen akan bereaksi
terhadap produk dengan segala atribut yang melekat didalamnya. Pada garis besarnya
perusahaan harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap produk yang dihasilkan diantara tentang harga yang terjangkau, kualitas
yang baik, pelayanan yang memuaskan serta rasa yang dapat memenuhi selera
konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen dalam memilih produk, pemasaran dapat
memahami dengan sebenarnya apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen,
latar belakang konsumen, alasan melakukan pembelian produk, serta dalam
kondisi bagaimana barang dan jasa dibeli, dimana dengan mengetahui adanya
peluang pasar yang dapat dipenuhi oleh produk perusahaan maka perusahaan dapat memenuhi
selera konsumen yang berati kepuasan bagi konsumen.
Kotler ( 1987,
hal. 18 ) seperti diketahui perusahaan hidup dan berkembang dalam suatu
lingkungan yang mengitarinya, sehingga faktor lingkungan perlu mendapat
perhatian dalam pembuatan keputusan dibidang pemasaran.
Kotler dan Amstrong
( 1992 ).Didalam proses pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian sebuah produk, konsumen biasanya
melalui tahap – tahap yaitu : pengendalian kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi, alternatif, keputusan pembelian dan perilaku purna jual. Berdasarkan
uraian tersebut diatas mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jauh tentang
bagaimana perilaku konsumen terhadap atribut produk sehingga konsumen
memutuskan untuk melakukan pembelian.
1.2 Rumusan
Masalah
Perumusan
masalah merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, hal ini
diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan pedoman
dalam melakukan penelitian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah
:
- Apakah atribut produk mempunyai pengaruh terhadap perilaku membeli para konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
- Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
- Seberapa besar pengaruh kontribusi masing – masing atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
- Atribut produk apakah yang paling dominan besar mempengaruhi konsumen terhadap perilaku membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi ?
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dan kejelasan data yang akan
dibahas dan dikumpulkan, maka penulis menggunakan batasan – batasan masalah
sebagai berikut:
- Penelitian ditunjukan kepada konsumen yang telah membeli Kebab Turki Baba Rafi.
- Atribut produk yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Harga
Harga adalah
suatu nilai yang dinyatakan dalam rupiah atau sejumlah pengorbanan berupa uang
yang dapat diartikan sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen.
b.
Rasa atau aroma
Rasa atau
aroma adalah suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat
dinikmati oleh konsumen dan memberikan diri tersendiri dari suatu prodak.
c. Kemasan
Kemasan
adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.
d. Pelayanan
Pelayanan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.
e. Ukuran
Ukuran produk adalah
suatu varian bentuk dengan berbagai macam ukuran yang dapat menyesuaikan antara
kebutuhannya dengan ukuran produk yang ada.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah :
1.
Untuk mengetahui atribut produk terhadap
perilaku membeli di Kebab Turki Baba Rafi.
2.
Untuk mengetahui seberapa besar
total pengaruh atribut produk terhadap perilaku membeli konsumen di Kebab Turki Baba Rafi.
3.
Untuk mengetahui atribut produk yang paling
dominan mempengaruhi konsumen terhadap perilaku membeli di Kebab Turki Baba
Rafi.
4.
Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kontribusi masing – masing atribut terhadap perilaku membeli konsumen
di Kebab Turki Baba Rafi.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Penelitian
merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan teori kasusnya di bidang
pemasaran ke dalam dunia praktek yang sesungguhnya serta untuk mengembangkan
pemikiran mengenai perilaku konsumen terhadap pembelian suatu produk.
2. Bagi
perusahaan
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan
untuk mengetahui variabel – variabel mana yang belum sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk melakukan
pengembangan produk.
- Bagi pihak lain
Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan dapat
memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan bidang
pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Analisis Pengaruh Atribut Produk Terhadap
Keputusan Konsumen Dalam Pembelian T – Shirt “In Tee – Shirt” Di Yogyakarta
yang dilakukan oleh Ika Puji Lestari ( 00311308 ) pada tahun 2004 dengan
variabel penelitian meliputi harga, kualitas, model atau desain dan warna yang
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen
dalam pembelian t – shirt “In Tee – Shirt”. Dapat dibuktikan dengan hasil uji t
pada masing – masing variabel yang mempunyai nilai thitung yang
lebih besar dari nilai ttabel. Kualitas mempunyai pengaruh tentang
dominan sebesar 0,179, harga 0,133, warna 0,067 dan model atau desain 0,044.
Novita Dewi
Arini ( 00311328 ) pada tahun 2003 melakukan penelitian tentang Pengaruh
Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Gudeg Di Rumah Makan Bu Tjitro
Yogyakarta dimana variabel yang diteliti meliputi atribut harga, image atau
citra, rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di
rumah makan Bu Tjitro Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
regresi masing – masing atribut produk adalah positif sebesar 0,115 ( harga ),
0,337 ( image atau citra ), 0,122 ( rasa atau aroma ) dan 0,291 ( pelayanan ), sehingga hipotesis
yang menyatakan ada pengaruh positif dari variabel harga, image atau citra,
rasa atau aroma dan pelayanan terhadap keputusan pembelian gudeg di rumah makan
Bu Tjitro Yogyakarta dapat diterima.
Tahun 2003,
Wirawan Adhi Prabowo ( 99311385 ) juga mengadakan penelitian tentang Analisis
Sikap Konsumen Terhadap Atribut Produk Getuk Trio, Magelang dengan variabel penelitian
meliputi harga, rasa, kemasan dan daya tahan. Berdasarkan Uji Chi Square untuk :
- Jenis kelamin x2
hitung 0,620 dan x2 tabel 12,59.
- Usia x2
hitung 6,88 dan x2 tabel 28,9.
- Tingkat
pendidikan x2 hitung 1,291 dan x2 tabel21,0.
- Jenis pekerjaan
x2 hitung 3,942 dan x2
tabel 36,4.
- Penghasilan x2
hitung 9,695 dan x2 tabel 36,4.
Maka Ho diterima yang berati tidak ada perbedaan sikap
konsumen berdasarkan karakteristik terhadap penelitian atribut harga, rasa,
kemasan dan daya tahan. Berdasarkan data primer yang telah diolah dengan
menggunakan metode Analisis Fisbeint’s atribut produk berupa rasa memperoleh
nilai Ao terbesar, yaitu 13,53. hal tersebut menunjukan atribut produk berupa
rasa mampu memberikan kepuasan tertinggi kepada para konsumen produk Getuk
TRIO.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Konsep Pemasaran
Basu swasta ( 1984, hal. 6 ) konsep
pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen ( consumer
oriented ).
Basu Swasta dan T. Hani handoko ( 1982,
hal. 5 ) tiga unsur pokok dalam konsep pemasaran, adalah :
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang ingin melaksanakan konsep
orientasi konsumen harus :
a.
Menentukan kebutuhan pokok pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Memilih
sekelompok tertentu sebagai
sasaran penjualan, karena perusahaan tidak mungkin dapat
memenuhi semua kebutuhan pokok konsumen.
c. Menentukan
produk dan program
pemasarannya sesuai dengan
kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran bagi perusahaan.
d. Mengadakan
penelitian pada konsumen
untuk mengukur, menilai
dan menafsirkan keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
e. Menentukan
strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi,
harga yang murah atau model yang menarik.
2. Penyusunan kegiatan pemasaran secara
Intergral (Intergral
Marketing ).
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berati
bahwa setiap orang dan setiap bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam
usaha yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga
tujuan perusahaan dapat direalisir
3. Kepuasan konsumen ( Consumer
Satisfaction )
Faktor yang menentukan perusahaan dalam
jangka panjang akan mendapatkan laba. Ini berarti bahwa perusahaan harus
berusaha memaksimalkan kepuasan konsumen, sehingga perusahaan memperoleh
keuntungan yang optimal. Perkembangan masyarakat dan teknologi telah
menyebabkan perkembangan konsep pemasaran. Perusahaan tidak lagi berorientasi
kepada konsumen saja, tetapi juga harus berorientasi kepada masyarakat.
2.2.2
Perilaku Konsumen
Dengan adanya suatu analisa perilaku
konsumen, manajer akan mengetahui dan akan mempunyai pandangan yang lebih luas
alasan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, kemudian perusahaan dapat
membuat, mengembangkan dan memperbarui produk dan jasa yang ditawarkan kepada
konsumen, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk atau jasa
secara lebih baik.
Basu Swasta dan T. Hani Handoko, ( 1982, hal. 9 ) pengertian dari perilaku
konsumen dapat didefinisikan sebagai berikut
:
“Perilaku konsumen adalah kegiatan –
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang – barang dan jasa,
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan – kegiatan tersebut”.
Dari definisi tersebut diatas, perilaku
konsumen mengandung dua elemen penting yaitu proses pengambilan keputusan dan
kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan
mempengaruhi barang dan jasa.
Perilaku konsumen tidak hanya
mengamati kegiatan – kegiatan yang
tampak jelas dan mudah diamati saja yang merupakan suatu bagian dari proses pengambilan
keputusan, melainkan hendaknya juga menyangkut pada kegiatan – kegiatan
yang sulit dan tidak dapat diamati yang selalu menyertai pembelian. Jadi
analisa perilaku konsumen harus menganalisa kegiatan – kegiatan yang jelas terlihat
dari proses – proses yang sulit diamati dan berati selain mempelajari apa yang
dibeli konsumen juga mempelajari dimana konsumen membeli, bagaimana cara
membelinya, serta dalam kondisi yang bagaimana barang dan jasa tersebut di
beli.
Perusahaan sebagai komponen utama dalam
menciptakan prodak harus betul – betul memahami bagaimana konsumen memberikan tanggapan
terhadap ciri produk, harga dan sebagainya agar mempunyai keuntungan yang besar
melebihi pesaing – pesaingnya. Karena itu perusahaan menanamkan banyak uapaya
dalam meneliti hubungan antara rangsangan pemasaran dan tanggapan konsumen.
Philip Kotler, ( hal. 162 ). Gambar
dibawah ini menjelaskan hal tersebut.
Model Menyeluruh
Dari Perilaku Pembelian
|
Gambar ini memperlihatkan rangsangan –
rangsangan pemasaran dan rangsangan lainnya yang memasuki “kotak hitam”
konsumen dan menghasilkan tanggapan – tanggapan tertentu. Tugas pemasaran
adalah untuk memahami apa yang ada dalam “kotak hitam” pembeli itu.
Model Stimulus Organism Response ( SOR )
Diatas, dalam
bidang pemasaran dapat lebih diperjelas sebagai berikut :
Sumber : Philip Kotler
2.2.3 Produk
Kotler, ( 1996, hal. 27 ) mendefenisikan
bahwa “produk adalah suatu sifat yang kompleks dapat diraba, termasuk bungkus,
warna, harga, prestasi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembelian
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan”.
Kotler dalam hal ini memberikan batasan
produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk
dapat berupa suatu benda ( object ), rasa ( service ),
kegiatan ( acting ), orang ( person ), tempat ( place ),
organisasi dan gagasan dimana suatu prodak akan mempunyai nilai lebih dimata
konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis.
Definisi lain tentang produk
menurut Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, ( 1993, hal. 194 ) dalam bukunya
“Pengantar Bisnis Modern”, yaitu “Suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba
maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan
dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhan.
Dari definisi tentang produk diatas pada
dasarnya semua pendapat memberi suatu makna yaitu “Produk adalah segala sesuatu
yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, baik yang
dapat diraba atau nyata maupun tidak dapat diraba atau jasa atau layanan.
Moch. Nurudin ( Jurnal berjudul “Aspek –
Aspek Keberhasilan Manajemen Mutu Produk ) mutu adalah keseluruhan ciri serta
sifat dari suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat bagi konsumen, oleh
karena itu mutu atau kualitas produk sangat penting untuk diperhatikan oleh
perusahaan atau produsen dalam rangka memenuhi satisfaction customer.
Adapun usaha untuk memberikan mutu yang tinggi melalui penetapan Kebijakan
Mutu, Manajemen Mutu, Pengendalian Mutu dan Jaminan Mutu yang mana usaha
tersebut tercakup dalam prosedur Sertifikasi ISO Seri 9000. Tentunya
keberhasilan manajemen mutu didukung oleh integrasi kegiatan dari aspek – aspek
mutu yang saling berinteraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan pemenuhan
kepuasan bagi konsumen. Kata Kunci :
Mutu, ISO, Satisfaction Customer.
Menurut Sofyan Assauri, semua pembahasan,
pengertian dan lingkup yang terkandung dari suatu produk di mulai dengan konsep
produk tersebut. Dalam konsep produk perlu dipahami tentang wujud dari itu
sendiri.
Wujud produk adalah ciri – ciri atau
sifat- sifat produk yang dilihat oleh konsumen dan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Penekanan wujud fisik produk adalah termasuk fungsi
dari produk tersebut disamping desain, warna, ukuran dan pengepakannya. Dari
wujud produk fisik inilah konsumen atau pembeli dapat membedakan antara satu
produk dengan produk yang lainnya.
Menurut Sofyan Assouri, ( 1989, hal. 183
) dalam bukunya “Manajemen Pemasaran Dasar”, konsep dan strategi menyatakan,
“Wujud fisik suatu produk sangat penting perannya dalam pemasaran maka perlu
diusahakan agar produk tersebut mempunyai bentuk, warna dan penampilan yang
menarik dengan ukuran yang tepat.”
2.3 Model Atau Kerangka Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk
menganalisis atribut produk. yang mempengaruhi konsumen untuk berminat membeli
produkkebab Turki Baba Rafi. Orang melakukan transaksi menunjang untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan.
Untuk menjelaskan jalan pemikiran ini adalah kerangka pemikiran yang
disusun dibawah ini.
Bagan
Kerangka Pemikiran
2.4 Hipotesis Penelitian
Dari permasalahan yang ada, dapat
diambil suatu hipotesis sebagai berikut
:
1. Atribut produk diduga mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap perilaku konsumen membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi.
2.
Masing
– masing atribut produk memiliki pengaruh kontribusi yang berbeda dalam
keputusan beli konsumen.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1
Sejarah dan Latar Belakang PT. Baba Rafi Indonesia
Kebab Turki
Baba Rafi merupakan salah satu anak perusahaan Baba Rafi Indonesia
dengan founder Bapak Hendy Soetiono. Kantor pusat Kebab Turki Baba Rafi
beralamatkan di jalan Semolawu Elok I / 17. Berdiri tiga tahun yang lalu
tepatnya 9 September 2003
di kota Surabaya. Waktu itu
rombongnya masih bernama Yummi Burger yang berjumlah empat outlet. Yummi
sendiri diambil dari bahasa Inggris
yang artinya enak. Jadi, maksudnya burger yang dijual itu enak rasanya. Dua
outlet lainnya bernama Kebab Turki Baba Rafi yang menyediakan makanan khas
Turki, kebab bercita rasa tradisional. Karena penjualan kebabnya laris manis
akhirnya semua outletnya berganti nama menjadi Kebab Turki Baba Rafi. Nama Baba Rafi diadopsi dari anak pertamanya yang
bernama Rafi. Baba Rafi berarti ayahnya Rafi.
Untuk
memperbaiki tingkat manajemen agar go public, perusahaan juga menjalin
kerja sama dengan lembaga – lembaga bisnis seperti :
1.
The Bridge ( sebagai konsultan franchise dan bisnis )
2.
Universal InfoXcomindo ( sebagai Management System Development )
3.
Chimera ( sebagai Management
Marketing System )
4.
Unique Go Public Management ( sebagai Management
System Development ).
Dalam kurun
waktu pengembangan tiga tahun terbukti perusahaan ini tumbuh pesat dengan
adanya 152 ( seratus lima puluh dua ) cabang franchise
( sampai bulan Juli 2007 ) yang tersebar
di beberapa kota
di Indonesia.
Mulai Surabaya, Yogyakarta, Gresik, Jember, Banjarmasin, Pekan Baru, Sukabumi,
Tasikmalaya, Jakarta, Bekasi, Bogor, Malang, Probolinggo, Sidoarjo, Medan,
Bali, Makasar, Balikpapan, Banjarmasin, Karawang, Cilacap, Solo, Kudus, Cimahi,
Pasuruan, Kediri, Lampung, Semarang, Batam, Padang, dan Bandung.
Melihat animo
masyarakat yang cukup bagus terhadap makanan khas Timur Tengah, perusahaan
menambah outlet baru dengan model outlet indoor di pusat
perbelanjaan modern, seperti : di Mall SKA Pekanbaru, GIANT Suncity Mall
Sidoarjo. Untuk konsep outlet indoor, akan ditambah beberapa menu baru
seperti kebab ayam, kebab kambing, dan kebab mix ( terdiri dari daging ayam,
daging kambing dan daging sapi ). Dengan adanya penambahan menu baru ini,
perusahaan berharap agar omzet yang diperoleh bisa bertambah sebagai ganti
untuk membayar sewa tempat dan biaya operasional yang tentunya lebih besar dari
konsep outlet outdoor.
3.1.2
Kegiatan dan Platform Perusahaan
Kegiatan
dari Baba Rafi Indonesia
adalah mengembangkan bisnis yang sudah ada yaitu melalui sistem waralaba ( franchise
) dengan cara mencari atau menunjuk penerima waralaba lanjutan.
Platform dari
Baba Rafi Inonesia adalah dengan adanya licence penjualan kebab, perusahaan
berusaha menjadikan Kebab Turki Baba Rafi sebagai pelopor franchise dari
kota Surabaya yang sudah tersebar di hampir seluruh nusantara
3.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar Struktur Organisasi
Keterangan Tugas :
HRD Manager :
1.
Melakukan perekrutan karyawan
2.
Melakukan training karyawan
3.
Melakukan penilaian harian
karyawan
4.
Housing karyawan
5.
Mengurus masalah pemecatan
6.
Pemberian reward
7.
Grade karyawan
8.
Improvement karyawan
9.
IT handling
Finance Manager :
1.
Menyusun laporan keuangan dari marketing
2.
Menyusun laporan keuangan dari franchise
fee
3.
Menyusun laporan keuangan dari
hasil penjualan bahan baku
dan distribusinya.
4.
Mengalokasikan keuangan untuk
keperluan promosi dan stok bahan baku
serta kelengkapan sarana kebab
5.
Membuat grafik bulanan laporan
keuangan
Quality Assurance Manager :
1.
Mengaudit system management pusat
setiap satu minggu sekali
2.
Mengaudit system master franchise
( setahun dua kali )
3.
Mengaudit outlet pusat (
dua minggu sekali )
4.
Menjaring pendapat pelanggan
5.
Melakukan standarisasi rasa dan
kualitas produk
6.
Mengontrol bahan baku harian
7.
Mengaudit setiap proses
operasional
Daily Service Manager :
1.
Melayani penjualan harian dari franchise
2.
Menyediakan stok gudang
3.
Mendistribusikan bahan baku
4.
Mempersiapkan stok outlet
mandiri
5.
Melakukan program promosi local
( contoh : voucher )
6.
Mempersiapkan sarana bisnis
kebab ( contoh : rombong )
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini dikemukakan dalam
rangka membantu menjelaskan pokok subyek dan batasan pengertian untuk variabel
– variabel tersebut.
Variabel ( atribut ) yang digunakan :
1.
Variabel Independen ( X )
Kualitas pelayanan ( X ) yaitu
keseluruhan sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan para konsumen.
Variabel independen dalam penelitian ini
meliputi :
1. Harga.
2. Rasa atau Aroma.
3. Kemasan.
4. Pelayanan.
5. Ukuran
2. Variabel
Dependen ( Y )
Variabel dependen adalah variabel terikat
yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah perilaku membeli konsumen dalam membeli kebab di Kebab
Turki Baba Rafi.
3.3 Definisi Operasional Variabel
Untuk menyatakan pengertian tentang
variabel yang diukur. Maka dalam penelitian ini adalah keputusan konsumen dalam
membeli kebab di Kebab Turki Baba Rafi, yaitu:
a. Harga
Harga adalah
suatu nilai yang dinyatakan dalam rupiah atau sejumlah pengorbanan berupa uang
yang dapat diartikan sebagai harga beli yang berlaku bagi konsumen.
b. Rasa atau
aroma
Rasa atau
aroma adalah suatu nilai yang terkandung dalam produk yang langsung dapat
dinikmati oleh konsumen dan memberikan diri tersendiri dari suatu produk.
c. Kemasan
Kemasan
adalah merupakan wadah atau tempat yang dijadikan pembungkus dari suatu produk.
d. Pelayanan
Pelayanan
adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan kepuasan
kepada konsumen.
e. Ukuran
Ukuran
produk adalah suatu varian bentuk dengan
berbagai macam ukuran yang dapat menyesuaikan antara kebutuhannya dengan
ukuran produk yang ada.
f. Perilaku
membeli
Perilaku
membeli adalah merupakan suatu tindakan yang terbentuk dari proses kegiatan pembelian yang tampak
hanyalah satu tahap dari keseluruhan proses pembelian konsumen.
3.4 Data dan Tehnik Pengumpulan Data
3.4.1
Jenis Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh
secara langsung dari obyek yang diteliti dengan cara riset atau peneliti
lapangan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan
diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian
ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan yaitu data – data yang diperoleh
dari literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan penelitian ini.
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer. Data primer adalah
data yang didapat langsung dari sumber pertama. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan cara :
1. Metode interview
Metode interview adalah metode
pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan responden untuk
memperoleh data yang lebih akurat sehubungan dengan masalah yang akan dibahas.
2. Metode kuesioner
Metode kuesioner adalah merupakan suatu
metode untuk memperoleh data yang dilakukan dengan cara memberikan suatu daftar
pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari pertanyaan tentang
atribut Kebab Turki Baba Rafi untuk mengetahui sejauh mana atribut tersebut
mempengaruhi perilaku membeli.
Dalam kuesioner ini terdapat dua bagian,
yaitu :
·
Bagian I
: Mengenai data
responden yaitu nama,
jenis kelamin, dan penghasilan.
·
Bagian
II :Mengenai daftar pertanyaan yang akan di isi oleh responden.
3.6 Instrumen Atau Alat Pengumpul Data
3.6.1
Instrumen Penelitian
Berbentuk kuesioner yaitu pengumpulan
data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden untuk selanjutnya
dijawab. Data yang diperoleh berupa jawaban – jawaban yang diajukan dan
tersusun dalam bentuk angket.
3.6.2
Skala Likert
Merupakan skala yang dirancang untuk
memungkinkan responden menjawab baerbagai tingkatan pada setiap butir yang
menggunakan produk atau jasa. Dalam kuesioner ini digunakan skala likert yang
terdiri dari sangat setuju, setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala Likert adalah skala yang dirancang
untuk memungkinkan responden menjawab berbagai tingkatan pada setiap objek yang
akan diukur. Jawaban dari kuesioner tersebut diberi bobot skor atau nilai
sebagai berikut :
SS =
Sangat Setuju = 4
S =
Setuju = 3
TS =
Tidak Setuju = 2
STS =
Sangat Tidak Setuju = 1
|